Titik Temu
Memulai 3D Printing: Bahan-bahan yang Umum Digunakan
Editorial Cast | 08.19.2022

Di awal kemunculannya, 3D printing atau pencetakan tiga dimensi (3D) didedikasikan untuk proses manufaktur. Seiring berkembangnya teknologi 3D printing, penggunaannya pun makin luas. 

Saat ini, 3D printing mulai banyak diaplikasikan di berbagai industri, mulai dari bidang kreatif, kesehatan, arsitektur, otomotif, hingga fesyen. Di Indonesia, teknologi ini mulai dimanfaatkan untuk membangun rumah.

Di artikel sebelumnya, kita sudah berkenalan dengan berbagai alat yang biasa digunakan dalam 3D printing. Nah, sebelum kamu mulai mempraktikkannya sendiri, yuk kita berkenalan dengan bahan-bahan yang biasa digunakan dalam 3D printing

Produk 3D printing umumnya menggunakan material plastik karena harga mesin cetaknya lebih terjangkau, dan proses pembuatannya memakan lebih sedikit biaya. Namun selain itu, ada beberapa jenis bahan yang bisa digunakan. Berikut jenis-jenis bahan yang umum digunakan dalam 3D printing:

1. Plastik

Seperti telah disebutkan sebelumnya, material plastik biasanya sesuai untuk printer 3D berharga “murah” yang menggunakan Fused Filament Fabrication (FFF). Bahan plastik untuk 3D printing yang digunakan berupa tali plastik yang dipanaskan hingga lentur kemudian diproses melalui mesin layering plastik.

Adapun bahan plastik yang kerap digunakan adalah Polylactic Acid (PLA), Acrylonitrile Butadiene Styrene (Abs), Plastic Polyvinyl Alcohol (PVA), HIPS, Polyethylene Terephthalate (PET), nilon, dan PEEK (Polyether Ether Ketone). Proses 3D printing dengan bahan plastik biasanya dilakukan oleh pemula karena paling mudah digunakan.

2. Logam

Penggunaan bahan logam untuk 3D printing masih cukup tinggi di industri atau kalangan bisnis. Beberapa jenis printer dapat mencetak menggunakan bubuk logam yang dipanaskan, kemudian dipadatkan untuk membuat bentuk 3D.

Logam untuk produksi 3D printing antara lain perunggu, besi, tembaga, baja, aluminium, nikel, emas, perak, platinum, dan alumide. Produk yang dibuat dari logam memerlukan proses akhir yang lebih rumit agar menghasilkan tampilan sesuai dengan yang diinginkan.

3. Filamen kayu

Bahan ini terdiri dari serat kayu yang ditambahkan pada filamen plastik. Produk yang dihasilkan dari material ini bakal tampak estetik. Tampilannya juga mirip kayu asli, dapat dipotong, diampelas, atau dicat, meski dari segi fungsi tidak sama dengan kayu yang sebenarnya. Contohnya, material filamen kayu tidak bisa dipakai untuk membuat furnitur seperti kursi atau meja.

Menariknya, warna filamen kayu dapat disesuaikan menggunakan pengaturan panas. Jika ingin menghasilkan warna cokelat terang, material harus diproses menggunakan suhu lebih rendah. Semakin panas temperatur pemrosesan, hasilnya semakin gelap. Beberapa merek filamen juga memiliki aroma khas seperti kayu asli.

Menarik, ya. Perangkat printer 3D bisa mendatangkan terobosan unik dalam dunia pencetakan. Diprediksi dalam beberapa tahun ke depan, perangkat canggih 3D printer akan terus berkembang hingga menjadi satu kebutuhan penting masyarakat. (E03)