Titik Temu
Banyak Benda Bisa Dibuat dengan Printer 3D, dari Baju sampai Rumah 
Editorial Cast | 07.29.2022

Teknologi mesin cetak saat ini sudah lebih maju dengan ditemukannya printer 3D. Sesuai namanya, mesin cetak ini bisa membuat benda 3D alias tiga dimensi, tak lagi sekadar mencetak di atas bidang datar. 

Cara kerjanya sangat menarik, dan tidak sembarangan. Kita perlu mendesain objek secara digital terlebih dahulu. Tahap ini membutuhkan ketelitian mengingat desain harus dikerjakan per layer dengan akurasi yang tinggi. Selain itu, kita juga harus menyiapkan material yang dibutuhkan. Materialnya macam-macam–bisa berupa plastik, logam, keramik, atau lainnya. 

Mengenal 3D printing

Pencetakan 3D alias 3D printing adalah proses pembuatan objek tiga dimensi dengan menggunakan proses aditif dengan lapisan yang diletakkan secara berurutan sehingga dapat merangkai objek dengan lengkap. 

Teknologi ini digunakan secara luas dalam industri teknik, terutama untuk membuat prototipe dan membuat geometri ringan. 3D printing sebenarnya sudah ada selama beberapa dekade, tapi penggunaanya masih belum banyak karena harganya dinilai masih mahal. 

Perkembangan 3D printing dimulai dari 3D printing pertama dengan nama “Stereolithography Apparatus” yang dibuat pada tahun 1984 oleh Chuck W. Hull dari 3D Systems Corp. Terlepas dari ketenaran Chuck, perlu diketahui bahwa beberapa teknologi sedang dikembangkan secara paralel pada akhir 1980-an. Ada pula beberapa perusahaan yang didirikan pada periode ini, yang turut berperan penting dalam pengembangan teknologi printer 3D. 

Pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an, industri ini mengalami komersialisasi yang sangat cepat. Mesin pertama printer 3D berukuran besar dan mahal, dan pembuatnya bersaing untuk mendapatkan kontrak pembuatan prototipe industri dengan produsen pasar massal di industri otomotif, dirgantara, kesehatan, dan barang konsumsi.

Kemudian awal 2000-an mulai terjadi persaingan sengit untuk mendapatkan keuntungan dan  pengembangan ilmu material, hingga berakhirnya banyak paten. Hal ini menciptakan lingkungan di mana pencetakan 3D akhirnya menjadi makin terjangkau.

Ini adalah dekade di mana 3D printing lepas landas. Saat ini, ada ribuan perusahaan yang memproduksi printer dan menawarkan segala macam layanan yang memanfaatkan teknologi pencetakan 3D.

Cara kerja printer 3D 

Cara kerja printer 3D sangat mirip dengan printer inkjet standar. Namun, yang membedakan adalah hasil cetakannya–printer 3D menggunakan bahan untuk membangun objek tiga dimensi. 

Sebagian besar printer 3D bersifat komersial menggunakan desain berbantuan komputer (CAD, computer-aided) untuk menerjemahkan desain menjadi objek tiga dimensi. Desain tersebut kemudian digunakan oleh printer 3D untuk menyimpan lapisan material.

Benda-benda yang dibuat pakai printer 3D 

Ada beragam barang kini bisa dibuat menggunakan printer 3D. Pemanfaatannya pun sudah diterapkan di berbagai bidang dan industri. Berikut beberapa di antaranya:

1. Pakaian

Dengan teknologi yang semakin canggih, printer 3D kini bisa mencetak objek yang lebih kecil dan detail. Contohnya, pakaian. Sudah banyak desainer yang mencobanya. Salah satu dari mereka adalah desainer fesyen Danit Peleg yang merancang pakaian menggunakan teknologi mesin cetak 3D dan memanfaatkan material plastik. Meski berbahan plastik, tapi pakaian yang dibuatnya ternyata cukup lentur dan nyaman saat dikenakan. 

Ke depannya, pakaian yang dibuat dengan printer 3D diprediksi akan makin diminati. Bahkan, masyarakat pun bisa membuat pakaiannya sendiri. Tren ini diperkirakan akan merambah ke produk fesyen lainnya.

2. Makanan

Industri makanan juga mulai memanfaatkan 3D printing karena teknologi ini menawarkan berbagai keunggulan. 3D printing memungkinkan personalisasi nutrisi, penyesuaian desain makanan, penyederhanaan rantai pasokan, dan penyediaan bahan makanan yang lebih luas. 

Selain itu, makanan yang dicetak dengan printer 3D memiliki keunggulan dalam fabrikasi makanan volume rendah dan bisa disesuaikan dengan skala bisnis layanan makanan. Printer 3D juga membantu membentuk dan menyajikan makanan dengan estetika visual yang apik, dan–yang terpenting–menjaga citarasa makanan yang dihasilkan.

3. Alat musik 

Jika pada umumnya gitar dibuat dengan tangan manusia atau alias handmade, lain halnya dengan gitar yang dibuat oleh Scott Summit. Pendiri Ethereal Matter Inc dan Bespoke Innovations ini membuat gitar akustik, lapisan demi lapisannya, dengan bantuan printer 3D. Mereka mencetak setiap bagian gitar, kecuali bagian leher dan senarnya, menggunakan printer 3D. 

4. Daun telinga manusia

Di masa depan, printer 3D juga diperkirakan akan dimanfaatkan di bidang medis. Dikutip dari List Verse, seorang insinyur dari Cornell University New York pernah membuat daun telinga palsu untuk manusia menggunakan printer 3D. Ia mengambil sel-sel dari tulang rusuk pasien, mencampurnya dengan gel dan menggunakan printer 3D untuk mencetaknya. Setelah telinga tersebut dipasangkan, tulang rawan mulai tumbuh di dalamnya. 

5. Rumah 

Membangun rumah sederhana dengan satu lantai membutuhkan waktu 3-4 bulan proses pengerjaan hingga bisa ditempati. Namun dengan adanya printer 3D, waktu tersebut bisa dipangkas habis.

Pada 2018, ICON, sebuah startup asal San Francisco, membuat prototipe printer 3D yang bisa digunakan untuk mencetak rumah. Vulcan, nama printer 3D tersebut, hanya membutuhkan waktu kurang dari 24 jam untuk mencetak rumah seluas 186 meter persegi. 

Di Indonesia tahun 2022, teknologi 3D printing resmi diterapkan untuk pembangunan rumah khusus (rusus) oleh Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).  Teknologi 3D diakui sangat membantu dalam merealisasikan pembangunan perumahan. Selain lebih efisien dalam hal waktu pengerjaan, 3D printing juga dapat menghemat biaya dan tenaga kerja, sehingga bisa menjadi solusi untuk masalah permukiman di masa depan. (E03)