Sebuah helm memang biasanya dibuat untuk menutupi kepala. Namun sejak pandemi COVID-19 melanda, benda ini dimodifikasi sedemikian rupa untuk digunakan sebagai pelindung dari paparan SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19.
Sejumlah perusahaan teknologi berlomba membuat helm pelindung dari virus Corona. Meski desainnya bermacam-macam dan punya keunikan masing-masing, helm-helm ini punya kesamaan—membuat pemakainya tampak seperti akan terbang ke luar angkasa karena bentuknya seperti helm astronaut.
Foto: microclimate.com
Perusahaan teknologi bernama MicroClimate termasuk yang paling gerak cepat menghadirkan helm pelindung dari virus bernama AIR di awal-awal pandemi. Perangkat itu dibekali kaca permanen dari material acrylic visor di depan, dan tertutup di area belakangnya.
AIR diklaim mendukung sistem ventilasi yang memurnikan udara. Sistem ventilasi internal ini juga menggunakan kipas bertenaga tinggi untuk membantu menarik udara melalui helm. Ini untuk memastikan pengguna tetap dapat bernafas dengan mudah tanpa khawatir kaca helm jadi berkabut. Kemunculan helm ini sempat viral dan menjadi perbincangan netizen yang menyebutnya helm astronaut.
Foto: vyzrtech.com
Dikembangkan oleh inventor dari VZYR Technologies bernama Yezin Al-Qaysi, helm bernama BioVYZR tak sekadar menutupi kepala, tetapi memanjang hingga ke dada. Di bagian belakang terdapat kipas bertenaga baterai dan sistem respirator filter yang memurnikan udara yang tersedot masuk, dan mendorong udara pengap keluar. Produk ini ditujukan untuk orang-orang yang mencari perlindungan ekstra dari paparan virus Corona.
Foto: prnewswire.com (ValhallaMED)
Valhalla Medical Design meluncurkan helm bernama NE-1. Bentuk NE-1 yang mirip dengan helm untuk naik motor, membuatnya terlihat lebih familier. Selain dibekali sistem penyaringan udara bertenaga, NE-1 punya mikrofon dan speaker internal dan eksternal. Fitur ini memudahkan pemakainya untuk berbicara dengan orang-orang di sekitarnya. Bahkan, Valhalla juga membekali NE-1 dengan audio Bluetooth bawaan agar memudahkan pemakai melakukan panggilan telepon atau mendengarkan musik dari ponsel.
Foto: covidisor.com
Covidisor diklaim sebagai masker N95 dalam wujud helm yang lebih sempurna karena menutupi seluruh kepala. Helm ini menggunakan tenaga kipas, baterai, serta charger untuk menyediakan aliran udara yang bersih. Covidisor disebut cukup ringan untuk dipakai berjam-jam dan bisa tetap digunakan saat memerlukan pengecekan wajah menggunakan teknologi sensor pengenalan wajah (face recognition). Menariknya lagi, helm ini punya lubang dengan katup di bagian sisinya untuk memudahkan penggunanya ketika ingin minum dengan memasukkan sedotan lewat lubang tersebut.
Inovatif dan menarik sekali ya penemuan helm pelindung dari paparan virus ini. Ada yang mau pakai? (E03)