Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara
Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE) dan
Yayasan Culture Art Science Technology (CAST Foundation)
Dalam Pengembangan Inovasi dan Teknologi Desa Hidrogen Hijau
Jakarta, 15 April 2025 – CAST Foundation dan IFHE menandatangani perjanjian kerjasama untuk mengembangkan inovasi dan teknologi Desa Hidrogen Hijau. Perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh Ilham A. Habibie, Ketua dan Dewan Pengurus CAST Foundation dan Hary Devianto, Deputi I IFHE, disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia.
Tujuan dari Nota Kesepahaman ini adalah untuk menciptakan kerangka kerja sama antara IFHE dan CAST Foundation agar dapat mempromosikan kegiatan penelitian dan pertukaran akademis di bidang inovasi hidrogen dengan institusi dalam dan luar negeri. Melalui program ini, kami memberdayakan komunitas dan masyarakat Bali untuk lebih memahami mengenai pentingnya ketahanan energi. Tahap awal prototipe Desa Hidrogen Hijau ini dimulai melalui kerjasama dengan masyarakat lokal di Desa Serangan, sebuah desa pesisir di Bali, di mana melalui pintu budaya dan kearifan lokal dapat membangun kesadaran akan pentingnya praktik berkelanjutan dan regeneratif melalui maker culture dan inovasi terbuka.
Saat Indonesia menetapkan target Emisi Nol Bersih (Net Zero Emission) pada 2060, proyek ini menjadi sangat penting untuk mencerminkan upaya kolaboratif yang melibatkan komunitas lokal di Bali, yaitu di Desa Serangan, tempat pertama diciptakannya prototipe awal dari sebuah desa hidrogen hijau agar dapat menciptakan masa depan yang berkelanjutan dengan transisi menuju energi terbarukan di Bali.
Setelah penandatangan kerjasama IFHE dan CAST Foundation, Ilham A. Habibie, Ketua dan Dewan Pengurus CAST Foundation, mengatakan, “Program Desa Hidrogen Hijau sangat penting untuk dikembangkan, karena masyarakat desa, masyarakat desa pesisir di Bali misalnya, adalah kelompok yang tepat untuk membangun kesadaran tentang energi terbarukan. Langkah ini harus segera dimulai. Kita bersama kelompok masyarakat pedesaan perlu mengembangkan keterampilan khusus agar siap menghadapi masa depan dalam bidang energi terbarukan. Program ini akan memberikan akses pada inovasi dan teknologi untuk membantu mereka menjaga keberlanjutan potensi alam dan budaya, sekaligus siap menghadapi tantangan perubahan iklim”.
Terkait alasan memilih desa pesisir sebagai desa percontohan Desa Hidrogen Hijau, Wan Zaleha, Founding Partner Cast Foundation mengatakan, “Desa pesisir cenderung rentan terhadap dampak iklim, seperti misalnya, kenaikan permukaan laut, penurunan stok ikan, dan polusi. Desa pesisir juga merupakan daerah yang kaya akan warisan budaya lokal. Salah satu contohnya adalah Desa Serangan, yang merupakan desa pesisir, yang bukan hanya sebuah lokasi; tapi desa ini adalah komunitas hidup yang berakar pada adat Bali, tradisi Banjar, sekaligus juga memiliki warisan muslim Bugis. Setiap transisi energi berkelanjutan di Indonesia harus menghormati dan menyelaraskan dengan keragaman budaya di masing-masing lokasinya.”
Eniya Listiani Dewi, selaku Direktur Jenderal EBTKE-ESDM menyambut positif dan mendukung CAST Foundation di program Desa Hidrogen Hijau ini. “Creativity bermula dari blending culture. CAST Foundation juga perpaduan berbagai negara dan pengalaman, ini akan membentuk improvement yang dahsyat. Sedahsyat energi hidrogen guna mendulang masa depan yang lebih cerah” tutur beliau.
Dalam kerjasama ini IFHE dan CAST Foundation sudah dan akan melakukan berbagai kegiatan bersama untuk pengembangan hidrogen sebagai sumber energi terbarukan. Hidrogen adalah energi hijau utama untuk masa depan yang ramah lingkungan dan dapat diproduksi dari tenaga surya dan elektrolisis air, yang mana kedua sumber energi ini sangat melimpah di Indonesia. Kedua belah pihak melihat potensi energi yang sangat besar ini penting untuk dikembangkan segera agar selaras dengan terpenuhinya kebutuhan akan sumber energi terbarukan di masa datang.
Hary Devianto, Deputi I IFHE, yang mewakili IFHE dalam penandatanganan nota kesepahaman hari ini dalam pernyataannya menambahkan, “Pembentukan ekosistem low carbon hydrogen harus dimulai sejak dini dengan melibatkan banyak stakeholder, diantaranya adalah IFHE dan CAST Foundation, untuk membuka cakrawala dan kesadaran masyarakat terkait H2 dan fuel cell. Kerja sama ini bisa mendorong lahirnya startup berbasis teknologi hijau yang menghubungkan inovasi energi dengan industri kreatif, membuka peluang ekonomi baru di Indonesia”.
CAST Foundation menjembatani pengembangan energi terbarukan, dan menghadirkan apa yang biasanya tidak dimiliki industri hidrogen, yaitu merangkul masyarakat akar rumput/tradisional untuk berdaya memenuhi kebutuhan energi mereka sendiri. Sementara itu IFHE yang merupakan perkumpulan para ahli dan ilmuwan yang berkecimpung dalam bidang fuel cell dan hidrogen energi serta aplikasinya. IFHE berkomitmen untuk menjaga bumi dan memberikan kontribusi terhadap lingkungan yang merupakan wujud SDG’s ke-7 yaitu affordable and clean energy serta SDG’s ke-13 tentang climate action. Dengan upaya awal mengenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang fuel cell atau sel tunam atau sel bahan bakar, serta tentang hidrogen sebagai sumber energi baru dan terbarukan telah dilakukan sejak 2007.
Dalam mewujudkan program Desa Hidrogen Hijau ini, CAST Foundation bekerjasama dengan FabLab Bali sebagai implementer lokal yang sehari-hari bekerjasama secara erat dengan masyarakat Desa Serangan. FabLab Bali adalah laboratorium inovasi terbuka di Bali yang diperuntukkan bagi individu, komunitas, organisasi, dan perusahaan untuk mengusung/merekomendasikan dan mengembangkan intervensi yang bermakna untuk memperkaya, memberdayakan, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi regeneratif di Bali. Fab Lab Bali merupakan salah satu dari 1.750 Fab Lab dari jaringan Fab Lab di seluruh dunia yang berlokasi di lebih dari 100 negara.
Tomas Diez, sebagai Founding Partner & Director Meaningful Design Group: Fab Lab Bali menjelaskan bahwa Desa Hidrogen Hijau merupakan proyek inisiatif unggulan dari Meaningful Design Group. Melalui inisiatif ini, kami merintis prinsip-prinsip inti untuk pembangunan desa berkelanjutan di Indonesia. Teknologi, khususnya melalui penerapan prinsip Fab Lab dan Fab City, menjadi katalis penting untuk pemberdayaan masyarakat lokal. Di saat yang sama, kami juga mendapatkan wawasan berharga dari banjar-banjar lokal tentang bagaimana cara berkolaborasi secara efektif dengan komunitas di Bali, dengan menghormati warisan budaya dan tradisi yang ada. Kami mengadopsi prinsip open-source dan inovasi terdistribusi yang telah terbukti berhasil di ranah digital, dan kini kami terapkan ke dalam ranah fisik pada skala yang nyata: desa.
Program Desa Hidrogen Hijau yang dirintis oleh CAST Foundation adalah bagian dari Koalisi Bali Emisi Nol Bersih (Koalisi Bali ENB) 2045 yang di dalamnya juga ada anggota lain yaitu World Resources Institute (WRI) Indonesia, Institute for Essential Services Reform (IESR), dan New Energy Nexus (NEX) Indonesia.