Uncategorized
Weavewave, Proyek Tenun dengan Bahan Material Alami
Editorial Cast | 04.04.2022

Altermatter Project, hasil kolaborasi antara CAST Foundation, British Council Indonesia, Playo, dan Applied Art Scotland telah menggelar sebuah workshop Material-Centered Design yang diadakan secara online

Lewat program ini, partisipan dari Indonesia dan Inggris yang terseleksi dipasangkan untuk bekerja sama mencari solusi dalam pengembangan produk sehari-hari dengan menggunakan material alternatif. Mereka juga diminta untuk mempresentasikan karya kerja samanya dalam bentuk model 3D. 

Salah satu yang ditampilkan dalam presentasi akhir adalah Weavewave, proyek kerja sama Mohammad Taufaniari dari ROA Handwoven dan Jennifer Stewart dari NMara Design. Kolaborasi ini hadir dalam bentuk produk tenun yang dibuat dari serat alami. 

Pengembangan Weavewave

Menurut Jennifer, proyek yang mereka kembangkan berawal dari mengenali apa yang menjadi ketertarikan bersama antara mereka kedua, lalu mulai menjelahi berbagai kemungkinan yang bisa dikembangkan. 

“Dari situ, kami memilih untuk membuat ruang inovasi dalam proses tenun tangan berbasis alat tenun untuk menciptakan lebih banyak variasi desain,” tutur Jennifer menjelaskan latar belakang proyek mereka dalam workshop Altermatter yang digelar secara virtual. 

Selain itu, mereka juga melihat ada kecenderungan konsumen di seluruh dunia mulai terdorong untuk memilih produk yang berkelanjutan (sustainable). Berbekal kedua latar belakang tersebut, mereka lantas mengembangkan solusi berupa produk tenun dengan dampak lingkungan yang rendah dan terinspirasi dari gelombang laut. 

Serat alami dari mukuna

Setelah dilakukan pengembangan, mereka akhirnya memutuskan untuk membuat tenun untuk kebutuhan interior ruangan yang berasal dari serat alami dan dapat terurai. Keduanya lantas memutuskan untuk membuat serat alami dari mukuna. 

“Di Sumatera, mukuna merupakan tanaman yang bisa digunakan untuk menutup lahan kelapa sawit,” tutur Mohammad. Tanaman ini dipakai karena dapat membantu menekan pertumbuhan gulma, serta memiliki kemampuan dalam memfiksasi nitrogen sehingga unsur hara tanah mengalami peningkatan. 

Dalam kolaborasi yang dilakukan, Taufan dan Jennifer mengekstrak serat mukuna untuk dijadikan bahan tenun. Selain menciptakan material yang lebih ramah lingkungan, mereka juga meningkatkan daya guna mukuna. 

“Kami menambahkan nilai ekonomi baru untuk para pekerja yang menanam mukuna, alih-alih menghancurkannya setelah ditanam, tanaman ini bisa dimanfaatkan untuk fungsi lain,” ujar Taufan menjelaskan.

Pemanfaatan mukuna juga bisa menjadi alternatif dari material yang sudah ada saat ini. Taufan menuturkan, beberapa produk saat ini yang menggunakan material alternatif kebanyakan berasal dari bahan baku yang tidak dapat terurai secara alami, seperti panel kaca yang dibuat dari hasil daur ulang plastik. 

Dari situ, mereka berdua melihat ada kesempatan untuk mengembangkan material lain yang memang dapat diadur ulang secara alami, karena pada akhirnya produk-produk tersebut akan berakhir di tempat pembuang akhir. Jadi, penggunaan material biodegrable dipilih menjadi opsi yang bagus. 

Jennifer menceritakan, dalam pengembangan material ini dia melakukan banyak percobaan untuk bisa menghasilkan material yang bisa ditenun. Ia menggunakan gelatin untuk menghasilkan material yang lebih fleksibel dan tencel untuk menghasilkan kontras lebih jelas. 

Membuatnya jadi penyekat ruangan

Setelahnya, kata Taufan, ia bersama tim menciptakan template tenun untuk material tersebut, sehingga bisa menenun sesuai polanya. Dari situ, mereka lantas berhasil membuat purwarupa yang lantas diterapkan dalam beberapa produk. 

Salah satunya adalah menjadikan material ini menjadi bagian dari penyekat ruangan yang menarik. Mengingat coraknya yang transparan, material ini mampu menjadi penyekat ruangan yang baik, karena cahaya masih bisa diteruskan melalui penyekat tersebut, sehingga cahaya bisa membaur di dalam ruangan. 

Selain itu, Taufan dan Jennifer juga membuat purwarupa untuk panel pemisah dengan cara digantung. Produk ini dapat diletakkan di ruangan yang didominasi panel padat dan kaca, sehingga bisa menjadi titik unik di ruangan tersebut. 

Produk ini juga bisa menciptakan privasi yang cukup, sekaligus memungkinkan cahaya tetap tembus. Saat ini, kolaborasi ini masih menggunakan gelatin dalam purwarupanya, tapi ke depan ada kemungkinan untuk memanfaatkan algae karena memiliki substrat yang sama dengan gelatin. (E04)