Titik Temu
Untuk Produk Berkelanjutan, Konsumen Indonesia Siap Bayar Lebih Mahal 
Editorial Cast | 11.08.2021

Tren penggunaan produk berkelanjutan mulai berkembang di Indonesia. Hal itu didukung riset terbaru dari Katadata Insight Center (KIC). 

Expert Panel Katadata Insight Center (KIC), Mulya Amri, sekitar 28% responden yang mengikuti survei KIC  benar-benar memahami tentang produk berkelanjutan. Meski begitu, dari penelusuran lebih lanjut, konsumen di Indonesia sebenarnya mau mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkan produk berkelanjutan. 

Berdasarkan riset, sudah muncul kesadaran di masyarakat bahwa produk berkelanjutan terkadang memiliki harga jual lebih tinggi. 

“Ada beberapa responden yang bersedia membeli produk dengan dengan harga lebih tinggi, sebab mereka sadar untuk produk keberlanjutan ada trade off yang harus dikeluarkan, yaitu harga produknya tidak bisa semurah dengan produk biasa,” tutur Mulya dalam diskusi bertajuk The Rise of Indonesia Green Consumer

Ikut jaga kelestarian Bumi

Lebih lanjut Mulya mengatakan, alasan paling banyak yang diberikan responden untuk membeli produk berkelanjutan adalah ingin melestarikan Bumi. Lalu banyak yang membeli karena menyukai dan puas menggunakan produk ramah lingkungan. 

“Sebanyak 62,9% responden mengaku pernah membeli produk berkelanjutan. Alasan mereka membeli adalah ingin melestarikan Bumi sekitar 60% dan suka atau puas menggunakan produk ramah lingkungan sekitar 41%,” ungkapnya. 

Hasil riset ini disambut baik oleh Sustainable Packaging Manager Nestle Indonesia, Faiza Anindita. Terlebih, riset ini juga menunjukkan konsumen kelompok ekonomi C,D, dan E sudah mampu memahami produk berkelanjutan. 

Sebagai informasi, dari sisi kelas ekonomi, riset ini mengklasifikasikan responden dalam beberapa kategori, yakni A,B,C,D, E. Kelas ekonomi tinggi ada di kelompok A dengan persentase 19%, sedangkan kelompok C,D, dan E memiliki persentase sebanyak 68%. (E04)