Titik Temu
Tren Fesyen Masa Depan: Makananmu adalah Pakaianmu 
Editorial Cast | 12.17.2021

Pernahkah kamu terpikir memakai jaket kulit yang terbuat dari kopi? Mengenakan gaun dari kulit jeruk? Atau bahkan menggunakan sneakers dari minyak zaitun? Tak lama lagi, semua itu mungkin bisa kita beli di toko online

Isu lingkungan yang disebabkan oleh beragam aktivitas manusia menyebabkan para peneliti dan dunia industri mengembangkan metode, teknologi, serta  material yang ramah lingkungan. Salah satunya adalah biomaterial

Pada awalnya, biomaterial adalah pengembangan zat yang telah direkayasa agar dapat digunakan dalam tubuh manusia. Umumnya studi biomaterial bertujuan membantu dunia kedokteran, misalnya untuk membuat implan gigi, lensa kontak, katup jantung, pelat tulang, implan tulang, protesis pembuluh darah, implan koklea, atau beragam produk untuk keperluan bedah seperti klip, staples, atau benang bedah. Namun dalam perkembangannya, dunia desain juga melirik biomaterial sebagai alternatif material ramah lingkungan.

Teknologi biomanufaktur

Teknologi biomanufaktur adalah awal pengembangan dan penelitan tren biomaterial. Biomanufaktur menyebabkan pemanfaatann biomaterial tidak hanya terbatas pada produksi material yang berasal dari bahan alam seperti kulit hewan, kayu, kertas dari pulp kayu, atau tekstil dari serat tumbuhan. Biomanufaktur melibatkan sel, molekul, dan matriks ekstraseluler dalam proses produksinya. 

Ilmu biomaterial dan biologi sel telah lama diteliti agar teknologi biomanufaktur dapat diaplikasikan di berbagai bidang kehidupan. Riset mengenai biomanufaktur, biomaterial, dan bioteknologi juga telah banyak dilakukan di berbagai institusi pendidikan tinggi Indonesia, seperti di ITB, UI, UGM, atau IPB. Selain itu LIPI dan BPPT juga banyak melakukan riset di bidang biomaterial dan bioteknologi ini. 

Bidang kesehatan adalah yang paling banyak menggunakan penelitian dan pengembangan teknologi biomanufaktur, antara lain untuk mempelajari, melakukan pencegahan penyakit, dan membuat implan organ tubuh. Perusahaan vaksin serta biomedis telah lama menggunakan teknologi ini. 

Teknologi biomanufaktur juga berkembang di bidang industri energi dan sumber daya, khususnya dalam produksi energi ramah lingkungan dan terbarukan. Selain itu, teknologi ini juga banyak dikembangkan dalam bidang pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan protein masyarakat, agar tidak bergantung pada protein hewani. Sementara pada bidang konstruksi, arsitektur, dan industri desain, teknologi biomanufaktur digunakan untuk menciptakan material  baru yang berbasis pada biologi sel.

Kolaborasi multidisipilin

Pengembangan teknologi biomanufaktur dalam industri desain melibatkan kolaborasi multidisiplin ilmu, antara lain biologi, ilmu material, medis, serta desain. Beragam produk desain telah dikembangkan menggunakan teknologi ini. 

Modern Meadow adalah salah satu studio desain dan riset di Amerika Serikat yang merupakan pionir dalam pengembangan biomaterial. Mereka mengembangkan material yang melibatkan sel, DNA, dan protein untuk mensintesa biomaterial. 

Salah satu produk yang dikembangkan dalam laboratorium Modern Meadow adalah Zoa, yakni material berbasis protein kolagen. Protein buatan ini dapat menghasilkan beragam tekstur material yang terinspirasi dari kulit hewan. 

Selain Modern Meadow ada juga Biofaber, perusahaan startup di Italia yang mengembangkan produk biomaterial berstruktur nano dengan basis bakteri selulosa. 

Biofaber menggunakan interaksi antara bakteri dan jamur dalam proses produksinya, seperti yang banyak digunakan dalam beragam produk makanan. Proses tersebut terjadi dalam  kultur cair dengan konsentrasi gula tinggi yang berasal dari limbah makanan seperti molase dan residu minyak zaitun. 

Konsentrasi gula yang tinggi ini digunakan oleh mikroorganisme dalam kultur untuk mensintesis selulosa berstruktur nano tersebut dalam waktu beberapa minggu, pada temperatur dan tekanan ruang. Hasilnya adalah polimer berstruktur nano yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan tertentu. Misalnya, tidak berbau, disterilkan, atau bersifat tahan air. 

Teknologi awal yang dikembangkan oleh Biofaber dapat memproduksi material terbarukan, sehingga nantinya bisa menggantikan kulit hewan tertentu yang umumnya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan produk fesyen seperti dompet, tas, ataupun sepatu. Selain itu, biomaterial yang dikembangkan oleh Biofaber juga dimanfaatkan dalam bidang kedokteran dan biokosmetik.   

Biomaterial di dunia fesyen

Meski masih dalam riset dan pengembangan, biomaterial di dunia fesyen dan mode juga dilirik sebagai material masa depan yang terbarukan. 

Salah satu pionir perusahaan bioteknologi di Indonesia, MyCotech, memproduksi material alternatif pengganti kulit dengan bahan dasar jamur tempe Mycelium Leather (Mylea). MyCotech bekerjasama dengan brand lokal untuk memproduksi dompet, sandal, tali jam tangan, serta tas tangan. 

Selain MyCotech, ada pula Bell Society, startup di Indonesia yang mengolah limbah kulit kopi menggunakan bakteri sehingga menghasilkan lembaran selulosa sebagai produk subtitusi kulit. Bell Society menyebut material yang dikembangkannya dengan nama Misel. 

Baru-baru ini, Bell Society bekerja sama dengan desainer Jenny Yohana Kansil memperkenalkan koleksi busana yang dibuat dengan bahan Misel dalam ajang Milan Fashion Week

Sementara di Jepang, perusahaan bioteknologi Spiber, bekerja sama dengan brand ternama  The North Face, telah menjual baju olahraga yang terbuat dari sutra sintetis edisi terbatas. Kemudian ada pula Orange Fiber, sebuah perusahaan strartup di Italia, yang telah mematenkan dan memproduksi biomaterial dari limbah buah jeruk darah. Produk mereka menjadi salah satu produk tekstil berkelanjutan yang pertama. 

Berkembangnya penggunaan biomaterial dalam industri desain dan fesyen memiliki semangat untuk turut menjaga lingkungan dan Bumi. Agar keseimbangan dengan alam dapat tercipta, perlu ada studi lebih lanjut mengenai penggunaan biomaterial dalam skala besar. Sebab, sejarah menunjukkan segala aktivitas manusia yang berlebihan selalu menimbulkan masalah. Bagaimana menurut kalian? (E05)