Kondisi Bumi kian memprihatinkan. Dampak perubahan iklim makin tampak dan terasa di berbagai belahan dunia. Beragam inovasi berkelanjutan dibutuhkan untuk mengatasinya dan membantu mewujudkan dunia masa depan yang lebih baik.
Saat ini, sejumlah pihak–baik para peneliti maupun pihak swasta–telah mengembangkan berbagai teknologi modern dan ramah lingkungan. Tujuannya untuk menunjang kelangsungan hidup manusia dan alam sekitarnya. Meski sebagian dari inovasi ini masih dikembangkan dan belum seluruhnya menjadi produk komersial, tapi mereka amat menjanjikan untuk masa depan kehidupan manusia di Bumi.
Berikut beberapa inovasi berkelanjutan dan ramah lingkungan, yang berpotensi untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim.
Mesin berjuluk EcoATM ini–sesuai namanya–memiliki tampilan layaknya ATM untuk melakukan transaksi perbankan. Yang membedakan, mesin ini berfungsi untuk mengumpulkan sampah elektronik, dalam hal ini smartphone.
EcoATM diciptakan untuk membantu orang mendaur ulang sampah elektronik mereka dengan cara lebih aman, sederhana, sekaligus memberikan keuntungan. Mesin ini akan memberikan imbalan berupa uang bagi orang yang “membuang” smartphone mereka yang sudah tak terpakai.
Inovasi ini sudah tersebar di lebih dari 5.000 lokasi di Amerika Serikat, dan telah berhasil mengumpulkan lebih dari 30 juta smartphone bekas hingga saat ini. Inisiatif ini otomatis membantu mengurangi limbah elektronik yang terbuang ke lingkungan.
Selama ini ampas kopi banyak dibuang begitu saja dan dipandang sebagai sampah tak berguna. Namun, seorang pengusaha asal Taiwan Jason Chen berhasil mengembangkan benang yang terbuat dari ampas kopi dan menjadikannya sebagai pengganti benang poliester. Nama inovasi tersebut adalah S.Cafe.
Pengembangan S.Cafe dilakukan selama empat tahun, sebelum akhirnya dikembangkan menjadi bahan pakaian. Dalam pengembangan produk ini, Jason bekerja sama dengan sejumlah inovator dan rekanan untuk mengetahui kemungkinan ampas kopi bisa dijadikan benang.
Benang dari S.Cafe diklaim mampu mengering 200% lebih cepat ketimbang benang yang berasal dari kapas. Benang dari ampas kopi ini pun dapat diproduksi dengan suhu rendah dan sedikit energi. Selain itu, S.Cafe mampu secara alami menyerap bau dan memantulkan sinar ultraviolet, berkat pori-porinya yang unik.
Untuk mendapatkan bahan ampas kopi, perusahaan pengembangnya bekerja sama dengan beberapa perusahaan vendor kopi terbesar, termasuk Starbucks. Saat ini, S.Cafe sudah banyak digunakan untuk beberapa produk pakaian, termasuk untuk aktivitas outdoor.
Inovasi yang berikut ini tak ada hubungannya dengan sampah, tapi berpotensi untuk menjaga kelestarian lingkungan, terutama dalam hal energi terbarukan.
Sejumlah peneliti dari University of Michigan mengembangkan panel solar tembus pandang. Mereka menyebutnya solar glass. Berbeda dengan panel solar yang berbentuk padat yang biasa digunakan untuk menangkap sinar Matahari, panel ini hadir dalam tampilan tembus pandang. Bentuknya menyerupai kaca.
Dengan bentuk tersebut, panel surya ini bisa dimanfaatkan pula sebagai kaca untuk kebutuhan rumah maupun bangunan komersial.
Para peneliti menyebut panel solar tembus pandang ini memiliki potensi pembangkit listrik yang serupa dengan panel solar yang umumnya diletakkan di atap bangunan. Meski masih dalam tahap pengembangan, panel ini menjanjikan karena menawarkan fungsionalitas tambahan sekaligus meningkatkan efisiensi bangunan. (E04)