Tafi-Sabi Lab adalah sebuah studio riset dan desain yang secara umum berfokus dalam inovasi desain berbasis bio, atau lebih dikenal dengan istilah biodesain. Untuk saat ini, eksplorasi dan eksperimentasi yang dilakukan masih berfokus pada desain biomaterial dengan memanfaatkan potensi limbah organik di Indonesia.
Tafi-Sabi Lab adalah ruang bermainnya Tafia Sabila Khairunnisa, seorang design researcher dengan pengalaman di arsitektur dan user experience research. Ia menemukan Growing Plastic, sebuah eco-venture yang mempunyai tujuan untuk mencari solusi ke masalah polusi plastik dengan menggunakan limbah kulit pisang sebagai material alternatif.
Bagaimana proses pengaplikasian material alternatif ke dalam produk/ bentuk design?
Tergantung produk atau materialnya. Ada dua pendekatan yang bisa digunakan:
a) Top-down approach: material mengikuti produk
Pertama menentukan produk yang ingin dibuat. Lalu, diikuti dengan kualitas material yang dibutuhkan untuk memenuhi fungsi produk. Setelah mengetahui standar kualitas yang ingin dicapai, yang dibutuhkan adalah pencarian bahan mentah dan teknik pengolahan yang sesuai.
b) Bottom-up approach: produk mengikuti material
Metode ini membutuhkan riset yang mendalam untuk mencari bahan mentah dan cara pengolahannya. Setelah material ditentukan, produk yang cocok akan mengikuti material yang terpilih.
c) Kombinasi keduanya
Tidak ada cara mutlak dalam mendesain. Kita bisa mulai dengan pendekatan mana-pun dan bisa bolak-balik juga dalam prosesnya.
Apakah tantangan dalam membuat material baru atau alternatif? Dan bagaimana cara menghadapinya?
Tantangan umum dalam bekerja dengan bahan organik adalah cara menjaga konsistensi kualitas material yang dihasilkan. Terlebih lagi, karena karakteristik yang selalu berubah dan cenderung sulit untuk dikontrol.
Secara pribadi, tantangan yang saya rasakan adalah knowledge gap-nya. Saat membuat material pendekatan saya cenderung lebih intuitif dan bersifat artisanal/crafting. Sementara terkadang beberapa hal membutuhkan teknik dan reaksi kimia tertentu. Karena kurangnya pemahaman saya tentang material science, biochemistry, atau biotechnology dan juga kurangnya sumber atau key-person di Indonesia yang bisa mempelajari mengenai bidang ini.
Bagaimana cara Tafi-Sabi Lab melihat potensi material di masa depan?
Saya percaya bahwa alam adalah pemimpin inovasi. Semua sistem dan cara kerja yang ada di alam itu sudah didesain dengan sempurna. Kita perlu belajar cara alam bekerja dan mengadaptasinya ke cara kita bekerja dan memproduksi material. Prinsip circularity di alam dan material ini mempunyai potensi di masa depan. Ini bisa dilihat dari jenis material seperti:
Bagaimana caranya agar terus lebih sadar (conscious) dan fokus terhadap keberlanjutan (sustainable) dalam keseharian proses atau operasinya?
Terus berpikir lebih kritis dalam setiap keputusan yang kita ambil, walaupun sesimpel membuang sampah atau membeli makanan. Caranya dengan selalu bertanya balik ke diri sendiri, “Kalau saya melakukan ini terus kenapa? apa yang akan terjadi selanjutnya setelah saya membuang sampah? bagaimana (efeknya)? dst”