Titik Temu
Simsalabim! Kulit Jeruk Disulap Jadi Kap Lampu Cantik dan Wangi 
Editorial Cast | 11.09.2021

Krill Design, sebuah startup produk desain asal Milan, Italia, menyulap kulit jeruk menjadi kap lampu. Selain cantik dan berbau harum, lampu Ohmie, demikian nama produk tersebut, berhasil mengurangi limbah dengan memanfaatkan sampah kulit jeruk yang melimpah di daerah mereka. 

Tak sulit menemukan jeruk di Sisilia, Italia. Buah ini ada di mana-mana. Karenanya, sampah kulit jeruk pun banyak ditemukan di wilayah ini. Setiap lampu dibuat dari kulit dua atau tiga jeruk yang dibuang dari produsen makanan milik keluarga di provinsi Messina, Sisilia.

“Kami membutuhkan bahan yang tidak akan habis, dan mengingat Sisilia saja menghasilkan sekitar 3% jeruk global, ini memungkinkan kami untuk memanfaatkan kulitnya dan selalu memproduksi lampu Ohmie,” kata pihak studio Krill Design. 

“Kami tertarik untuk mempromosikan rantai pasokan dan produksi lokal yang sepenuhnya berasal dari Italia. Jeruk adalah salah satu dari banyak produk Italia yang terkenal di seluruh dunia, dan kami percaya itu menjadi simbol yang bagus,” sambungnya. 

Lampu setinggi 23 cm ini dirancang untuk mencerminkan asal-usulnya, mulai dari permukaannya yang bertekstur kulit jeruk, hingga aroma khas dan warna oranye cerahnya. 

Para desainernya berharap lampu tersebut menunjukkan bagaimana limbah makanan dapat berhasil diubah menjadi produk desain ramah lingkungan yang indah dan fungsional. 

Tak hanya itu. Setelah digunakan, lampu Ohmie dapat dipecah dengan tangan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sebelum dibuang bersama sampah organik rumah tangga. 

“Lampu Ohmie, di akhir masa pakainya, dapat dengan mudah dipecah menjadi pecahan dan dibuang bersama sampah organik rumah tangga untuk dibuang ke fasilitas pengomposan dan diubah menjadi kompos atau biofuel tergantung pada pembuangan lokal,” kata Krill Design.

Krill Design menggunakan teknik pencetakan 3D untuk menghindari pemborosan selama proses produksi. Kulit jeruk digiling dan dikombinasikan dengan tepung sayur sebelum dicetak 3D.

“Setelah kulitnya tiba di kantor kami di Milan, mereka dikeringkan. Sisa organik harus memiliki tingkat kelembaban di bawah 4%, digiling menjadi bubuk halus, dan diayak untuk memastikan semua biji-bijian cukup halus,” papar Krill Design. 

Kulit yang sudah menjadi bentuk bubuk itu kemudian dikirim ke fasilitas peracikan untuk dicampurkan dengan bahan pati nabati biopolimer. Selanjutnya, proses tersebut menghasilkan biopolimer jeruk dalam bentuk pelet.

“Hanya pada fase ini proses dialihdayakan karena mesin yang dibutuhkan sangat besar dan mahal,” jelas Krill Design.

Setelah proses ini, mereka mengeluarkan filamen oranye dari pelet dan menggunakannya dalam printer 3D. Maka, jadilah lampu Ohmie yang ramah lingkungan dan siap digunakan. (E03)