Titik Temu
Seperti Ini, Peran Swasta Dukung Tata Kelola Keberlanjutan di Industri Pertanian
Editorial Cast | 04.25.2022

Tata kelola sektor pertanian yang berkelanjutan terus digalakkan sejumlah pihak, baik perusahaan swasta, juga pemerintah. Penerapan tata kelola pertanian yang berkelanjutan ini merupakan bentuk usaha manusia untuk meningkatkan kualitas lingkungan, sekaligus melestarikan sumber daya alam. 

Karena itu, pertanian berkelanjutan biasanya menerapkan sejumlah hal, seperti penggunaan energi yang lebih sedikit, mengurangi jejak ekologi, pembelian lokal dengan rantai pasokan pangan lebih singkat, hingga membangun kebun komunitas dan kebun rumah yang lebih banyak. 

Tiga pilar

Pertanian berkelanjutan juga merupakan implementasi dari konsep pembangunan berkelanjutan. Ada tiga pilar penting yang menjadi bagian dari pertanian berkelanjutan, yakni ekonomi, sosial, dan ekologi. Penerapan ini juga sudah dilakukan sejumlah perusahaan swasta di Indonesia. Salah satunya oleh PT Dharma Satya Nusantara. 

Dalam webinar Indonesia Data and Economic (IDE) Conference Katadata 2022 yang bertajuk “Best Practices in Sustainability Commodity Journey to a Sustainable Future: Lesson and Opportunities”, Chief Sustainability Officer PT Dharma Satya Nusantara, Denys Munang, menyampaikan bahwa bisnis keberlanjutan tidak lepas dari tata kelola perusahaan sebagai unsur pentingnya. 

“Kebijakan harus sudah ada di perusahaan. Apapun kebijakan itu penting. Kalau dari sisi kami, tidak ada deforestasi, tidak ada penanaman lahan gambut, ataupun tidak ada eksploitasi,” tuturnya. 

Implementasi kebijakan

Lebih lanjut Denys menuturkan, dalam tata kelola bisnis yang berkelanjutan, hal utama lainnnya adalah implementasi kebijakan, transparansi, serta pelaporan yang konsisten dan sesuai dengan yang diinginkan oleh pemangku kepentingan perusahaan. 

Dalam hal ini, kata dia, hal yang sudah dilakukan perusahaannya adalah melaporkan kinerja keberlanjutan melalui saluran informasi, seperti situs web atau media sosial. Selain itu, laporan tersebut juga dibuat berdasarkan pihak independen. 

Sementara mengenai peningatan produktivitas dalam tata kelola bisnis yang berkelanjutan, kolaborasi antara perusahaan dengan petani kecil maupun pembeli juga menjadi hal penting. Ia menuturkan, harus ada pembagian kemakmuran antara ketiga pihak untuk bisa meningkatkan imbal hasil. 

Sementara VP of Sustainability PT Astra Agro Lestari, Bandung Sahari, menambahkan bahwa pihaknya juga mendengarkan masukan dari pemangku kepentingan untuk mendukung tata kelola bisnis berkelanjutan.  Salah satu yang dilakukan adalah dengan mengikuti sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). 

Tidak sekadar jargon

Turut hadir dalam webinar tersebut adalah Corporate Affairs Director of MARS Indonesia, Jeffrey Haribowo. Ia menuturkan, MARS sebagai perusahaan selalu berupaya memastikan petaninya memenuhi syarat keberlanjutan. 

Ia juga menuturkan, MARS sebagai pelaku industri juga membantu petani memahami mengenai sistem keberlanjutan secara seutuhnya, dan tidak hanya sekadar jargon. Sebab, hal ini penting untuk membantu mereka di masa mendatang. 

“Karena jika memenuhi standar sertiifkasi tertentu akan memberi nilai tawar tinggi bagi mereka. Misalkan, transparansi dari mana sumber kakao diperoleh. Material ini akan menjadi salah satu materi yang diaudit oleh lembaga sertifikasi independen,” ujar Jeffrey. (E04)