Titik Temu
Robot Lebah hingga Mesin Penangkap Kabut untuk Ketahanan Pangan
Editorial Cast | 06.23.2022

Dunia tengah menghadapi isu perubahan iklim dan ancaman krisis pangan. Sebagai penghuni Bumi, manusia kini dituntut untuk menjaga kelestarian alam, dan lebih bijak dalam menerapkan gaya hidup, serta memahami dampak aktivitasnya terhadap kelangsungan planet ini.

Beragam inovasi telah dikembangkan untuk mencegah makin buruknya dampak krisis iklim dan mengupayakan ketahanan pangan. Termasuk di antaranya, beberapa teknologi yang dibahas berikut ini.

Robot lebah untuk penyerbukan tanaman

Lebah dikenal sebagai hewan yang sangat membantu proses penyerbukan tanaman. Hal yang menyedihkan, populasinya kini mulai terancam. Karena itu, para peneliti dari University of Warsawa mengembangkan sebuah robot lebah yang memiliki fungsi untuk membantu penyerbukan tanaman. 

Robot yang diberi nama B-Droid ini memiliki misi untuk membantu tugas yang biasa dilakukan oleh populasi lebah asli. Para peneliti mengembangkan robot ini dalam platform pengelolaan kawanan robot secara otonom maupun semi-otonom, untuk mengambil alih tugas penyerbukan dengan tenaga kerja tinggi. 

Dengan kemampuan ini, para robot lebah tersebut memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan menyerbuki tanaman secara efektif. Inovasi robotik ini memang masih dikembangkan, tapi berpotensi untuk pengembangan lebih lanjut. 

(B-Droid. Foto: Warsaw University of Technology)

Perangkat bercocok tanam di daerah minim air

Seorang eksportir bunga asal Belanda, Pieter Hoff menciptakan sebuah perangkat bercocok tanam yang memungkinkan seseorang bercocok tanam di lokasi yang minim sumber daya air, bahkan di gurun. Perangkat tersebut diberi nama Groasis Waterboxx dan memiliki kemampuan untuk menumbuhkan tanaman dengan sumber daya terbatas. 

Perangkat yang berbentuk ember ini dibekali dengan kertas daur ulang yang berfungsi untuk menumbuhkan benih, sekaligus menyirami tanaman. Dengan perangkat ini, Pieter mengklaim Groasis Waterboxx membutuhkan air hingga 90% lebih sedikit daripada metode penanaman tradisional. 

Perangkat ini bisa digunakan untuk bercocok tanam di beberapa wilayah dengan iklim paling ekstrem di Bumi. Karena potensinya ini, Groasis pun kini dilibatkan di beberapa proyek, seperti reboisasi dan restorasi ekologi. 

Mesin penangkap kabut

Siapa sangka, jaring ternyata tak hanya bisa dimanfaatkan untuk menangkap ikan, tapi juga untuk menangkap kabut. Teknologi yang diberi nama CloudFisher ini dikembangkan di Maroko. Fungsinya untuk menangkap kabut yang tertiup angin, lalu mengubahnya menjadi air bersih yang bisa diminum. 

CloudFisher dikembangkan oleh Aqualonis dan digagas oleh Peter Trautwein, seorang insinyur dari German Water Foundation. CloudFisher memungkinkan orang yang tinggal di daerah pesisir atau pegunungan untuk mengubah kabut menjadi air minum yang aman, yang juga dapat digunakan untuk mengairi tanaman dan perkebunan.

CloudFisher bisa memanen sekitar 4 hingga 14 liter per meter persegi jaring. Alat ini telah membantu masyarakat di daerah Boutmezguida di Maroko untuk mendapatkan air bersih. (E04)