Metaverse jadi salah satu topik hangat yang diperbincangkan banyak orang di dunia teknologi. Selain karena potensinya yang diprediksi bakal berkembang pesat di masa depan, metaverse juga dinilai dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di dunia, termasuk Indonesia.
Besarnya potensi metaverse di Indonesia juga diakui oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Bahkan, dalam ajang Asia Tech Singapore 2022 bulan Mei lalu, ia menyebut metaverse dapat dioptimalkan untuk mendorong pemulihan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Menurut Sandiaga, metaverse bisa mendorong ekonomi digital karena Indonesia memiliki potensi luar biasa dengan 600.000 talenta digital per tahun. Tidak hanya itu, ada potensi 30 juta UMKM dengan kontribusi ekonomi yang diperkirakan mencapai sekitar Rp2.165 triliun pada 2025.
“Indonesia memiliki potensi luar biasa dan ini jadi peluang usaha kita untuk bisa meningkatkan aktivitas pembiayaan dan usaha, sehingga bisa membuka lapangan kerja baru dan salah satunya di space metaverse ini,” tuturnya.
Saat ini, menurut Sandiaga, Kemenparekraf juga tengah menciptakan Wonderverse Indonesia untuk lima destinasi super prioritas. Wonderverse kini masih dalam pengembangan dan diharapkan bisa rampung dan diluncurkan di situs metaverse dalam tiga bulan mendatang.
Meski demikian, Sandiaga tetap mengingatkan semua pihak agar lebih berhati-hati dengan aspek euforia sepert halnya saat fenomena kripto. Karenanya, ia meminta agar ke depan semua pihak harus-harus benar melihat potensi metaverse dalam upaya menyejahterakan rakyat dan membuka peluang kerja masyarakat.
Sebuah keniscayaan
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda pun berpendapat metaverse merupakan sebuah keniscayaan. Sebab, cepat atau lambat perkembangannya akan begitu masif seiring dengan adopsi aset kripto sebagai bagian dari dunia virtual yang dibangun.
“Adopsi kripto dan blokchain akan mempercepat pengembangan metaverse yang memiliki potensi besar di Indonesia. Bayangkan, akan banyak inovasi yang muncul saat ini akan lari ke arah metaverse di masa depan,” tuturnya.
Teguh menuturkan, metaverse bisa melahirkan inovasi yang membantu menciptakan pasar baru dari segala aspek, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi. Terlebih, jika infrastruktur sudah optimal dan literasi masyarakat soal metaverse telah inklusif, Indonesia bisa beradaptasi dan menggali potensi metaverse dengan baik.
Untuk itu, Teguh mengatakan, infrastruktur dan literasi masyarakat menjadi tantangan perkembangan metaverse ke depan. Ia menuturkan, metaverse akan optimal jika dapat dikombinasikan dengan adopsi kripto, blockchain, NFT, hingga DeFi.
“Misalnya, Web3 akan menjadi bagian penting metaverse sebagai gambaran terbaru dari internet yang ciptakan ruang terdesentralisasi dimana pengguna memiliki lebih banyak otonomi, kontrol, dan peluang koneksi tanpa otoritas pusat,” tuturnya.
Melahirkan pekerjaan baru
Namun tidak hanya itu, menurut Teguh, ada pekerjaan rumah lain yang harus diselesaikan, yakni teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Riset PwC mengungkap teknologi VR dan AR meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) global USD1,4 triliun atau Rp20,4 kuadriliun pada 2030.
Selain berkontribusi pada PDB global, pemanfaatan teknologi dan perangkat AR dan VR yang dapat mendukung pertumbuhan kreator konten dan pengembangan program dalam metaverse, bisa mendorong lahirnya pekerjaan-pekerjaan baru di masa depan. Pengembangan teknologi AR dan VR bahkan dinilai mampu mendorong terciptanya 23,3 juta pekerjaan baru di 2030.
Lalu, riset dari The Analyss Group memperkirakan metaverse pada 2031 akan memiliki kontribusi terhadap perekonomian global mencapai USD 3,01 triliun. Dalam kajian bertajuk The Potential Global Economic Impact of Metaverse itu disebutkan angka tersebut setara dengan 2,8% dari pertumbuhan ekonomi dunia. (E04)
AR, aset kripto, Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia, Aspakrindo, augmented reality, blokchain, cryptocurrency, DeFi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kripto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Metaverse, NFT, Sandiaga Salahuddin Uno, Teguh Kurniawan Harmanda, The Potential Global Economic Impact of Metaverse, virtual reality, VR, Web3, Wonderverse Indonesia,