Bandara pertama di dunia untuk taksi terbang dan drone listrik telah dibuka di Coventry, Inggris. Pembukaan Air-One, nama bandara tersebut, menjadi bagian dari perayaan City of Culture di Coventry. Seperti apa ya?
Urban-Air Port, selaku perusahaan pencipta bandara futuristik tersebut, akan memanfaatkan acara City of Culture untuk mendemonstrasikan bagaimana bandara perkotaan bertenaga hidrogen bekerja.
Intinya, Air-One akan menyediakan ruang keluar masuk drone yang akan mengangkut pengiriman di sekitar kota. Bandara ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan di tempat-tempat yang sudah penuh oleh armada mobil untuk logistik. Karenanya, Urban-Air Port mengklaim bandaranya akan meningkatkan kualitas udara.
Proyek Air-One juga berambisi menjadi rumah bagi electric vertical take-off and landing aircraft (eVTOL), yang bisa mengantar penumpang pulang pergi ke pusat kota. Urban-Air Port berharap Air-One bisa menjadi hub di jantung jaringan lalu lintas drone. Salah satu ‘jalan raya di langit’ yang diusulkan adalah rute 15 km antara Coventry dan Kenilworth.
Pendiri dan CEO Urban-Air Port Ricky Sandhu menyebutkan, bandara kecil ini juga dapat digunakan untuk menyediakan infrastruktur bagi tempat yang membutuhkan.
“Kami sudah mulai berbicara dengan militer. Jika terjadi bencana alam misalnya, dapat menggunakan Urban-Air Port untuk menyediakan konektivitas instan,” katanya seperti dikutip dari Science Focus.
“Mobil membutuhkan jalan, kereta api membutuhkan rel, pesawat membutuhkan bandara, dan eVTOL akan membutuhkan bandara udara di perkotaan,” sambungnya.
Sandhu melihat ke belakang, lebih dari 100 tahun lalu ketika pertama kalinya penerbangan pesawat komersial pertama di dunia lepas landas. Sejak itu, dunia modern saling terhubung. Urban-Air Port pun ingin menorehkan sejarah semacam itu.
“Kami akan meningkatkan konektivitas di seluruh kota kami, meningkatkan produktivitas, dan membantu Inggris memimpin dalam ekonomi global bersih yang sepenuhnya baru. Mari kita kembangkan mobilitas listrik berikutnya dan membangun infrastrukturnya sekarang,” ujarnya.
Dengan membuat hub baru mereka, Urban-Air Port berupaya mulai mengatasi tantangan infrastruktur. Mereka berharap bisa membangun lebih dari 200 bandara listrik bebas emisi secara global dalam lima tahun ke depan. (E03)