Perubahan iklim mendorong masyarakat untuk lebih sadar lingkungan dan mengubah gaya hidupnya. Bukan hanya mengubah cara mengonsumsi makanan, memproduksi barang, tapi juga mengubah “tradisi” pemakaman.
Beberapa tahun terakhir, sejumlah orang di Amerika Serikat sudah memilih “pemakaman hijau” alias green burial untuk melepas kepergian sanak saudara atau kerabat dekatnya. Pada dasarnya, pemakaman hijau sama seperti pemakaman pada umumnya, tapi ada beberapa proses yang berbeda dalam penerapannya, yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan.
Pertama, pemakaman hijau sama sekali tidak melalui proses pembalseman. Peti mati yang digunakan pun dipilih yang bahannya lebih ramah lingkungan, dan tanpa menggunakan kubah beton.
Konsep dasar dari pemakaman hijau adalah membatasi limbah, mengurangi jejak karbon, dan memelihara ekosistem di sekitarnya. Karena itu, prosesnya masih dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan setiap orang di lingkungannya.
Selain lebih ramah lingkungan, penerapan pemakaman hijau juga lebih sederhana. Dalam beberapa kasus, pemakaman hijau hanya membungkus jenazah dengan kain kafan atau meletakannya di peti mati tanpa hiasan. Hal ini membuat pemakaman menjadi lebih sederhana, alami, tapi tetap bersahaja.
Selain itu, pemakaman hijau juga lebih hemat biaya karena tidak membutuhkan proses pembalseman, peti mati yang mewah, ataupun pemasangan kubah beton. Jadi, proses pemakaman hijau ini bisa menjadi alternatif yang lebih hemat ketimbang pemakaman konvesional.
Selain pemakaman hijau, kremasi juga mulai populer dan dikenal sebagai salah satu metode yang lebih ramah lingkungan untuk melepas dan memakamkan seseorang. Sayangnya, kremasi menghasilkan jejak karbon yang cukup besar karena proses pembakarannya melepaskan karbon monoksida, jelaga, hingga sulfur dioksida.
Selain itu, apa yang harus dilakukan dengan abu hasil kremasi juga perlu dipertimbangkan karena melepaskan abu di lingkungan terbuka seperti pegunungan atau lautan juga dapat berisiko bagi habitat di lingkungan sekitarnya.
Untuk itu, alih-alih menyebarkan abu sisa hasil kremasi, ada beberapa rumah duka yang menyediakan layanan khusus agar abu kremasi bisa dimanfaatkan untuk lingkungan. Salah satunya rumah duka Let Your Love Grow di AS, yang menyediakan layanan untuk mengubah abu menjadi tanah untuk ditanami bunga atau pohon peringatan dari seseorang yang telah meninggal. (E04)