Titik Temu
Mengenal Serba-serbi Batik, Ikon Cantik Budaya Indonesia
cast | 10.04.2021

Hari Batik Nasional dirayakan setiap tanggal 2 Oktober untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbenda oleh UNESCO. Perayaannya dilakukukan oleh berbagai kalangan. Karyawan perkantoran, baik swasta maupun instansi pemerintahan misalnya, biasanya merayakan Hari Batik dengan mengenakan batik terbaiknya di hari yang istimewa tersebut.

Kesenian batik adalah kesenian menggambar di atas kain untuk pakaian, yang menjadi salah satu kebudayaan Indonesia sejak zaman dahulu. Karenanya, kita perlu mengenal lebih jauh warisan budaya yang luhur ini. Berikut ini adalah rangkuman serba-serbi batik.

Dikenal sejak zaman Majapahit

Kesenian batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit di abad ke-17, dan terus berkembang hingga kerajaan-kerajaan berikutnya.

Awalnya, kegiatan membatik hanya terbatas dalam keraton saja. Dahulu, batik pun diperuntukkan sebagai pakaian raja, keluarga pemerintah, dan para pembesar. Dalam perkembangannya, karena banyak para pembesar tinggal di luar keraton, maka kesenian batik ikut dibawa keluar dari keraton.

Lama kelamaan, kesenian batik ditiru oleh rakyat jelata dan meluas hingga menjadi pekerjaan kaum wanita rumah tangga untuk mengisi waktu luang mereka. Kesenian batik secara umum meluas di Indonesia dan secara khusus di pulau Jawa setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19.

Daerah-daerah penghasil batik

Salah satu keistimewaan batik di Indonesia adalah memiliki jenis dan motif beraneka ragam, tergantung suku dan budaya tempat pembuatannya.

Bayangkan, betapa kayanya jenis dan motif batik di Tanah Air. Jika disebut satu per satu, daftarnya akan panjang sekali. Tapi setidaknya, ada lima daerah yang terkenal sebagai penghasil batik, dengan ciri khasnya masing-masing.

1. Pekalongan

Batik Pekalongan punya ciri khas gambar bernuansa alam. Motif yang umum ditemui pada batik Pekalongan adalah motif bergambar hewan dan tumbuhan, seperti bunga-bunga, daun, ranting, dan burung. Warna yang digunakan terang dan mencolok. Biasanya, batik Pekalongan menggambarkan suasana taman yang riang gembira.

Salah satu nama corak batik khas Pekalongan adalah corak batik “Encim” yang sedikit banyak dipengaruhi oleh budaya China. Sebab, lokasi Pekalongan berada di pesisir pantai dan sering menerima kedatangan pedagang China yang berlabuh.

Kesenian China identik dengan warna mencolok dan berlambang hewan. Akulturasi budaya inilah yang mempengaruhi batik khas Pekalongan. Beberapa motif batik Pekalongan yang terkenal, di antaranya motif Jlamprang, Buketan, Terang Bulan, Semen, Pisan Bali, dan motif Lung-lungan.

2. Solo

Batik Solo sangat dipengaruhi oleh adat istiadat dari keraton, sehingga motifnya menggambarkan makna kesopanan, kelembutan, dan ketenangan. Karenanya, ukuran motif dalam batik Solo cenderung kecil serta berwarna kecoklatan dan gelap. Ragam hias yang digunakan pun perpaduan dari geometris dan nongeometris.

Batik Solo juga dipercaya memiliki kekuatan magis. Pemakaian batik Solo disesuaikan dengan derajat penggunanya, karena seseorang diyakini akan terangkat karismanya ketika menggunakan batik tersebut. Motif batik Solo yang terkenal, misalnya motif batik Sogan dan Parang.

3. Yogyakarta

Batik Solo dan Yogyakarta sama-sama dipengaruhi oleh budaya keraton. Meski begitu, keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok, karena budaya keraton Yogyakarta dan keraton Surakarta di Solo juga berbeda.

Batik Yogyakarta memiliki ciri khas dengan motif batik yang berukuran besar dan ragam hiasnya berbentuk geometris. Warna yang digunakan pun lebih terang dan bersih, seperti putih dan biru. Penggunaan warna hitam dalam batik Yogyakarta tidak menggunakan hitam murni, tetapi hitam yang memiliki warna agak kebiru-biruan.

Batik Yogyakarta, yang juga sering disebut batik Keraton, melambangkan kearifan, kebijaksanaan, dan karisma raja-raji Jawa. Motif batik Yogyakarta yang banyak ditemui di antaranya bergambar bunga dan burung. Yang terkenal di antaranya, motif Sekar Jagad, Ceplok Kastrian, Nitik, dan Kawung.

4. Cirebon

Seperti Pekalongan, Cirebon juga terletak di pesisir pantai, sehingga corak batik khas Cirebon juga sedikit banyak dipengaruhi oleh budaya luar seperti China.

Dua kebudayaan seni Cirebon dan China melahirkan motif-motif batik simbol baru yang tidak menampakkan secara jelas gaya kesultanan maupun gaya China, melainkan melebur menjadi satu. Salah satu contoh corak khas batik Cirebon adalah supit urang. Corak ini mencerminkan pengaruh laut, budaya Cirebon, dan budaya China.

Corak atau motif batik Cirebon lainnya yang populer misalnya, motif Mega Mendung, Naga Liman, Patran Keris, Singa Payung, dan Singa Barong.

5. Madura

Batik Madura dikategorikan sebagai batik pesisir yang punya ciri khas warna-warna cerah, berani, serta motif yang dinamis. Warna yang biasa digunakan didominasi warna kuning, hijau, merah, dan biru tua.

Proses pembuatan batik di Madura dikenal dengan batik gentongan, karena proses pewarnaan batik terlebih dahulu direndam dalam wadah yang mirip gentong. Kekuatan warna batik gentongan bisa bertahan hingga puluhan tahun.

Beberapa motif batik asli Madura di antaranya adalah motif Lancor, Poncowarno, Serat Kayu, Serat Batu, dan Mata Keteran.

Batik sebagai budaya Indonesia

Pada 2 Oktober 2009, UNESCO mengakui batik Indonesia masuk dalam 76 warisan budaya nonbenda dunia. UNESCO menganggap teknik, simbolisme, dan budaya yang berhubungan dengan batik, melekat dengan kebudayaan Indonesia.

Menurut UNESCO, masyarakat Indonesia memaknai batik dari prosesi kelahiran sampai kematian, dan digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari. Selain itu, batik juga merupakan cerminan beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia, dibuktikan dari bermacam motif, jenis, warna, serta karakteristik batik.

Presiden yang saat itu menjabat, Susilo Bambang Yudhoyono, ingin masyarakat Indonesia menggunakan batik pada 2 Oktober 2009. Sejak itu, tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional.

Batik masa kini

Teknik membatik diketahui telah berusia lebih dari 1.000 tahun, kemungkinan berasal dari Mesir kuno atau Sumeria. Teknik membatik meluas di beberapa negara di Afrika Barat seperti Nigeria, Kamerun, dan Mali, serta di Asia, seperti India, Sri Lanka, Bangladesh, Iran, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

Hingga awal abad ke-20, batik yang dihasilkan merupakan batik tulis. Batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I berakhir atau sekitar tahun 1920. Seiring perkembangannya, teknologi juga turut mempengaruhi cara pembuatan batik di Indonesia. Ini ditandai dengan kemunculan teknik pembuatan batik memanfaatkan teknologi.

Salah satunya, batik fractal yang muncul sekitar tahun 2008. Batik fractal dibuat menggunakan software bernama JBatik yang dikembangkan oleh komunitas Pixel People Project dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sedangkan dalam penggunaannya, batik masa kini tak hanya diaplikasikan pada pakaian, tapi juga sebagai aksesoris, kerajinan, pajangan, serta hiasan, sehingga pemanfaatannya makin kreatif dan inovatif. 

Aplikasi untuk belajar tentang batik

Merayakan bulan Batik ini, salah satu yang bisa kita lakukan adalah belajar membatik dan mempelajari masing-masing motif batik dari berbagai wilayah di Indonesia.

Mempelajari sejarah dan pembuatan batik kini bisa lebih mudah dilakukan menggunakan aplikasi mobile yang dapat diunduh di Google Play Store dan Apple App Store. Aplikasi-aplikasi tersebut, di antaranya Batikin, Map of Batik, iWareBatik, Motif Batik Nusantara, dan Batik Hunter. (E03)