Selama beberapa dekade industri manufaktur ditutup dalam hierarki, bentuk organisasi yang sangat terkontrol. Seiring pesatnya perkembangan teknologi, mulai dikenal istilah open manufacturing atau manufaktur terbuka. Apakah itu?
Open manufacturing juga dikenal dengan istilah open production atau maker manufacturing. Slogan yang diusungnya adalah, “Design Global, Manufacture Local“. Ini adalah model baru produksi sosial ekonomi, di mana objek fisik diproduksi secara terbuka, kolaboratif, terdistribusi, dan berdasarkan pada desain dan prinsip-prinsip open source (sumber terbuka).
Open manufacturing menggabungkan beragam elemen proses produksi, termasuk alat dan metode produksi terbuka baru (seperti printer 3D), gerakan berbasis nilai baru (seperti maker movement), institusi dan jaringan baru untuk manufaktur dan produksi (seperti fabrication laboratory atau fab lab), serta metode, software, dan protokol open source.
Konsep open manufacturing juga mencakup pemodelan dan fabrikasi digital, serta computer numeric control (CNC) dari mesin yang digunakan untuk produksi melalui peranti lunak dan perangkat keras open source.
Filosofi open manufacturing dekat dengan gerakan open source, tapi lebih mengarah pada pengembangan produk fisik daripada peranti lunak. Istilah ini terkait dengan gagasan teknologi demokratisasi, seperti yang terkandung dalam budaya pembuat (maker), etika DIY (do it yorself), gerakan teknologi tepat guna open source, jaringan fab lab, dan ruang lain untuk inovasi akar rumput seperti hackerspace.
Open manufacturing dibangun di atas desain terbuka sehingga begitu sesuatu dirancang, desain tersebut dapat diubah menjadi berbagai produk dan dibagikan secara luas kepada orang-orang yang diminta untuk mengerjakannya.
Selain itu, open manufacturing juga bisa menjadi produksi terbuka. Artinya, cara produk dibuat terbuka untuk pekerja dari berbagai tingkat keahlian dan latar belakang.
Hal ini memungkinkan inovasi terbuka, yang memiliki potensi inisiatif dari bawah ke atas untuk bisa masuk ke dalam proses produksi perusahaan industri dan membuat perbedaan.
Terakhir, open manufacturing dapat merujuk pada spesifikasi terbuka, di mana desain, proses produksi, mesin, dan fasilitas yang digunakan untuk memproduksi barang bisa dibagikan secara luas. Manfaat dari sifat keterbukaan ini adalah memungkinkan perbaikan dan pembaruan terus-menerus.
Tak sampai di situ, open manufacturing dapat diatur secara global dan bisa diterapkan di berbagai bidang. Menurut ahli teori kolaborasi peer-to-peer (P2P) Michel Bauwens, open manufacturing adalah perluasan produksi rekanan ke dunia produksi fisik.
“Sumber daya terbuka yang terdesentralisasi untuk desain dapat digunakan untuk berbagai macam hal, obat-obatan, furnitur, perangkat prostetik, peralatan pertanian, mesin, dan sebagainya,” tulis Bauwens dalam Peer to Peer: The Commons Manifesto.
Startup Polandia Qcadoo yang didirikan pada 2010, memproduksi manufacturing execution software (MES) yang disesuaikan untuk usaha kecil dan menengah (UKM). Mereka merilis edisi komunitas open source di repositori Github, yang memungkinkan pengguna untuk mengelola produksi dengan web browser.
Contoh lain, perusahaan Prancis Axelor yang didirikan pada tahun 2005, menyediakan solusi open source untuk ERP, CRM, dan BPM. Menurut situs web mereka, platform tersebut digunakan dalam industri, pemerintahan, dan konsultasi, khususnya di bidang elektronik, otomotif, aeronautika, makanan, peralatan, dan manufaktur tekstil.
Bagi Rony Kubat, CTO dan salah satu pendiri Tulip, open source juga dapat berperan dalam mendistribusikan pengetahuan praktik manufaktur modern secara merata melalui praktik pelatihan dan pengembangan keterampilan yang merata.
Membawa kreativitas dan inovasi peranti lunak open source ke dalam manufaktur, dapat terjadi melalui komunitas terpadu praktisi di bidang ini.
Rony membayangkan pertukaran aplikasi masa depan akan muncul di mana operator dan insinyur dapat berbagi praktik kerja dan alat. Misalnya, bayangkan jika para insinyur dapat membagikan aplikasi mereka, seperti bagaimana kode komputer dibagikan.
Berbagi praktik terbaik hanya berguna jika konten yang dibagikan dapat dikembangkan. Oleh karena itu, pendekatan manajemen berbagi menjadi lebih sulit daripada hanya berbagi aplikasi digital.
Kita membutuhkan open manufacturing untuk memperbaiki masalah yang nyata. Apakah itu berarti semua teknologi manufaktur harus dirilis dengan lisensi open source? Sama sekali tidak.
Untuk menerapkan ini, peningkatan perhatiannya lebih pada standarisasi, antarmuka terbuka, API, dan interoperabilitas yang dapat mencapai keterbukaan. Dengan demikian, upaya kolaborasi bisa berjalan lebih jauh, skema lisensi ganda juga dapat menjadi opsi yang kuat yang memungkinkan fleksibilitas dan pilihan.
Jadi mengapa kita membutuhkan open manufacturing saat ini? Singkatnya, rantai pasokan tidak dapat transparan atau dioptimalkan jika mereka tidak dapat berbagi informasi secara bebas atau jika langkah-langkah kunci–misalnya, pelacakan, otomatisasi pesanan, prosedur masuk/keluar gudang, dan manajemen inventaris–tidak dipahami dengan baik.
Yang penting untuk diingat adalah, bahwa keterbukaan teoretis tidak seberharga keterbukaan praktis. Artinya, jika antarmuka pengguna tidak lancar, hal itu bisa meniadakan nilai keterbukaan teknis.
Apa gunanya solusi terbuka tanpa pengguna? Kita membutuhkan open manufacturing sekarang, tetapi jenis keterbukaan yang baik dalam kemasan yang tepat. (E03)