Titik Temu
Masa Depan Pembangkit Listrik: Apa Sumber Energi yang Potensial? 
Editorial Cast | 12.21.2021

Saat ini, bahan bakar fosil masih dikenal sebagai sumber daya utama untuk berbagai keperluan, termasuk untuk pembangkit listrik. Namun bahan bakar ini sebenarnya menyimpan risiko bagi kehidupan manusia, karena sifatnya yang tidak terbarukan dan ada kemungkinan akan habis.

Bukan itu saja. Proses pembakaran bahan bakar fosil untuk keperluan pembangkit listrik juga bisa berdampak buruk pada lingkungan—dapat menimbulkan polusi laut dan udara, bahkan kehancuran ekosistem. Karenanya, inisiatif-inisiatif yang mendorong penggunaan sumber energi alternatif atau energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan terus dikembangkan di berbagai negara. Indonesia sendiri menargetkan bauran EBT mencapai 23% pada 2025. 

Sumber energi alternatif adalah sumber energi yang bisa digunakan untuk melengkapi atau bahkan menggantikan sumber energi tradisional sebagai pembangkit listrik. Pemanfaatan energi baru terbarukan membawa keuntungan bagi kehidupan manusia. Selain menghindari ketergantungan manusia pada bahan bakar fosil, sumber energi alternatif juga diharapkan bisa memperlambat dan membantu memperbaiki perubahan iklim, bahkan menyelamatkan kehidupan manusia di masa depan. 

Lantas, apa saja sumber energi alternatif yang potensial dan bisa dimanfaatkan manusia untuk mendukung kebutuhan pembangkit listrik di masa depan? Berikut beberapa di antaranya:

1. Angin

Angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang paling serbaguna. Energinya pun bisa diproduksi dari penggunaan kincir angin berskala kecil hingga besar. Di Indonesia, sudah ada dua pembangkit listrik EBT bertenaga angin atau bayu, yaitu di Sulawesi Selatan (Sulsel). 

Keduanya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) dan PLTB Tolo di Kabupaten Jeneponto. Selain memasok listrik kepada masyarakat, kehadiran dua PLTB itu menciptakan lingkungan bersih tanpa polusi karena tanpa emisi BBM.

2. Tenaga Surya

Sesuai namanya, energi ini dihimpun dari energi Matahari. Indonesia sudah memiliki beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), seperti PLTS Karangasem dan PLTS Bangli di Bali. 

Selain itu ada pula PLTS Terapung Waduk Cirata di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat yang tengah dibangun dan direncanakan akan beroperasi pada 2022. PLTS ini merupakan yang terbesar di Asia dan PLTS terapung pertama di Indonesia.

3. Tenaga Air

Air merupakan sumber energi terbarukan yang banyak dimanfaatkan untuk hajat hidup banyak orang. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia, misalnya, memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga, khususnya di wilayah pedesaan. 

Beberapa PLTA di Indonesia di antaranya, PLTA Waduk Cirata dan PLTA Waduk Saguling di Jawa Barat, PLTA Asahan dan PLTA Sigura-Gura Samosir di Sumatera Utara, PLTA Musi di Bengkulu, dan PLTA Sungai Kayan di Kalimantan Utara yang berkapasitas 9.000 Megawatt dan terbesar di Indonesia.

4. Geotermal

Energi geotermal dihasilkan dari tenaga panas Bumi dengan memanfaatkan reservoir bawah tanah. Indonesia sendiri dikenal sebagai salah satu negara dengan potensi geotermal terbesar di dunia. Berdasarkan kajian Think Geo Energy di 2020, Indonesia menempati posisi kedua dengan potensi sumber daya panas Bumi mencapai 23,76 GW. Namun, pemanfaatan geotermal di Indonesia masih minim, baru sekitar 10%. 

5. Bioenergi

Energi ini berasal dari material organik, atau dikenal sebagai biomassa atau biofuel dan berasal dari produk sampingan hewan atau tumbuhan. Saat ini, bioenergi juga tengah dikembangkan secara masif di Indonesia. Sumber energi yang satu ini mudah ditemukan di Indonesia dan variannya yang beraneka ragam. Nantinya, bioenergi tidak hanya dapat digunakan untuk keperluan listrik, tapi juga bahan bakar. Indonesia sendiri kini sudah memiliki biofuel yang diberi nama B30, yang berasal dari campuran 30% bahan olahan minyak kelapa sawit dan 70% solar. 

6. Energi Nuklir

Seperti namanya, energi ini diciptakan dari panas yang dihasilkan dalam reaksi fusi nuklir. Di Indonesia, pengembangan nuklir memang sudah dilakukan sejak lama, tapi memang belum sepenuhnya untuk kebutuhan sumber daya. Pemerintah sendiri memproyeksikan PLTN di Indonesia baru akan melakukan commercial operation date (COD) pertama kali pada 2049. PLTN ini ditargetkan akan memiliki total kapasitas 35GW.

7. Energi Hidrogen

Hidrogen digunakan sebagai bahan bakar bersih karena menghasilkan lebih sedikit polutan dan dinilai bisa membuat lingkungan lebih bersih. Meski begitu, pemanfaatan energi hidrogen di Indonesia masih dalam tahap penelitian dan belum sampai tahap komersialisasi. Meski begitu, pemerintah telah mencanangkan hidrogen akan menjadi salah satu sumber energi terbarukan (EBT), sebagai bagian dari upaya menggenjot transisi dari bahan bakar fosil ke energi bersih. 

Saat ini, salah satu kendala dalam pengembangan hidrogen di Indonesia adalah biaya yang cukup besar untuk menunjang penelitiannya, meski negara ini memiliki bahan baku melimpah.

8. Energi Pasang Surut

Pasang surut laut dapat dimanfaatkan untuk menjadi energi listrik dengan mengubah energi kinetik dari pergerakan laut. Pemanfaatan energi pasang surut di Indonesia sebenarnya terbilang menjajikan, mengingat 60% wilayah Indonesia merupakan perairan. 

Indonesia pun saat ini tengah dalam tahap penelitian mengenai pengembangan dan pemanfaatan energi pasang surut. Dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi 2015–2019, Indonesia memiliki beberapa daerah yang disebut memiliki potensi energi pasang surut, yakni Bagan Siapi-api, Teluk Palu, Teluk Bima di Sumbawa (Nusa Tenggara Barat), Kalimantan Barat, Papua, termasuk pantai selatan Pulau Jawa.

9. Ombak

Energi ini didapatkan dari ombak saat bergerak di air, sehingga generator listrik dapat diletakkan di permukaan samudera. Sama seperti energi pasang surut, dengan wilayah perairan Indonesia yang mencapai 60%, maka energi yang diperoleh dari pemanfaatan ombak sebenarnya sangat potensial. 

Namun untuk saat ini, pemanfaatan energi ombak untuk kebutuhan daya di Indonesia masih dalam tahap penelitian. Salah satunya dilakukan oleh Center for Development of Sustainable Region UGM bersama ITB pada 2019, untuk mengetahui potensi pengembangan ombak di Indonesia. 

Butuh waktu

Energi alternatif yang baru dan terbarukan, memang menjanjikan masa depan lebih baik bagi kehidupan. Namun, pengembangannya masih terus dilakukan secara bertahap, mengingat biaya riset dan pengembangannya yang terbilang tinggi. 

Meski demikian, biaya sejumlah sumber energi alternatif terus turun dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, tenaga surya dan angin telah membukan potensi untuk menghasilkan cadangan energi yang cukup banyak untuk memenuhi permintaan dunia. 

Karenanya, tidak tertutup kemungkinan dalam 30 tahun ke depan, sumber energi alternatif dapat menggantikan bahan bakar fosil. Terlebih, konsumen saat ini sudah menyadari sumber energi alternatif memiliki banyak keuntungan ketimbang kerugian. (E04)