Titik Temu
Ketika Bumi Sudah Penuh, Mau Pindah ke Mars? 
Editorial Cast | 11.19.2021

Negara-negara dengan teknologi antariksa yang sudah maju, berlomba menuju Mars. Mereka bahkan sudah terpikir merancang hunian dan tinggal di Planet Merah tersebut.

Kalau membayangkan seperti apa hunian manusia di Mars, bisa jadi seperti yang dirancang oleh ABBIBOO Studios. Studio arsitektur tersebut bekerja sama dengan tim ahli astrobiologi di Sustainable Offworld Network (SONet), merancang konsep habitat manusia di Mars.

Pendiri sekaligus arsitek di ABBIBOO Studios, Alfredo Muñoz, mengatakan, timnya harus melakukan banyak analisis berdasarkan komputasi dan bekerja dengan para ilmuwan untuk mencoba memahami keadaan apa yang akan manusia hadapi di Mars. 

“Pendekatannya sangat berbeda dengan pemukiman sementara. Kami mulai berpikir: oke, bagaimana memastikan lingkungan psikologis yang tepat untuk memastikan orang-orang memiliki kehidupan yang nyaman dan bahagia? Bagaimana kami bisa menciptakan pengalaman yang indah dan kehidupan di sekitar komunitas, di tempat yang cukup keras,” kata Muñoz.

Kota masa depan di Mars

ABBIBOO Studios kemudian merancang Nüwa, sebuah kota Mars yang terbuat dari terowongan yang dibangun hingga kedalaman 150 meter ke permukaan tebing. Terowongan itu akan menampung area perumahan dan tempat kerja, serta kebun kota, dan kubah hijau penuh tanaman. 

Nüwa diperkirakan mampu menampung satu juta orang, menyediakan sekolah, toko, rumah sakit, bahkan fasilitas untuk memproses orang mati. Untuk memenuhi kebutuhan kota ini, diperlukan fungsi swasembada sebanyak mungkin. 

Nüwa harus bisa menghasilkan makanan, pakaian, tempat tinggal, listrik, produk konsumen, kendaraan, dan mesin untuk penduduknya. Mengingat jaraknya dengan Bumi yang begitu jauh, kota ini hanya bisa mengimpor sejumlah kecil komponen utama, seperti elektronik canggih.

Selain itu, Nüwa tak hanya harus melindungi penghuninya dari iklim Mars yang mematikan (suhunya serendah -103°C), tetapi juga memungkinkan peradaban baru untuk berkembang. Dengan kata lain, banyak perencanaan yang dibutuhkan untuk proyek tersebut.

Namun saat ini, kota Nüwa baru sebatas konsep di atas kertas. Namun, pembangunan serangkaian fasilitas simulasi Nüwa di Bumi untuk menguji ide dan berbagai solusi teknologinya, saat ini sedang direncanakan. 

Muñoz menyebutkan, banyak pembelajaran yang mereka peroleh dengan mengembangkan kota yang sepenuhnya berkelanjutan di Mars. Merancang Nüwa memberikan begitu banyak pengetahuan, ide, dan wawasan, tentang hal-hal yang dapat dilakukan secara berbeda antara di Mars dengan di Bumi.

Menurut analisis ABIBOO, pembangunan kota di Mars ini bisa dimulai pada 2054, bahkan mungkin selesai pada 2100, ketika manusia pertama bisa tinggal di sana. Dinamika orbital antara dua planet berarti bahwa Mars dan Bumi berbaris dengan baik setiap 26 bulan, yang merupakan target untuk semua jenis misi luar angkasa di sana. Jika demikian, waktu tempuh antara keduanya paling sedikit enam bulan.

“Kami pikir itu bisa dilakukan dari aspek teknis. Yang membuatnya membutuhkan waktu lebih banyak adalah memastikan bahwa ada cukup kemauan dan asosiasi dalam komunitas internasional, harus berasal dari sektor swasta, sektor publik, lokasi berbeda, budaya berbeda, untuk memastikan bahwa ada keragaman yang terlibat,” ujar Muñoz. (E03)