Nama Forest Green Rovers (FGR) mungkin kalah mentereng dibandingkan klub sepak bola Eropa lainnya. Wajar, karena klub ini bermain di League Two alias kasta keempat sepak bola Inggris. Namun, FGR punya keistimewaan yang membuat reputasinya sangat keren. Klub ini adalah klub sepak bola paling ramah lingkungan sedunia!
Sesuai namanya, FGR menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dalam setiap aktivitas olahraga mereka. Tujuannya, untuk ikut mengambil peran dalam upaya penurunan tingkat pemanasan global yang makin parah. Seperti apa sih klub sepak bola yang ramah lingkungan?
FGR sudah berdiri sejak 1889, berbasis di Nalisworth, Gloucestersire, Inggris. Pada 2010, kondisi finansial yang buruk nyaris membuat FGR bubar. Namun, seorang investor lokal bernama Dele Vince, menyelamatkan klub ini dengan menyuntikkan dana.
“Saya tak hanya menciptakan klub sepak bola jenis baru, tapi juga penggemar sepak bola jenis baru. Orang-orang terikat dengan klub ini karena sikap kami terhadap lingkungan,” kata Vince.
Di bawah kendali Vince, yang merupakan bos perusahaan biogas dan energi hijau bernama Ecotricity, FGR melakukan perubahan. Sejak itulah program vegan diberlakukan di FGR.
Klub ini menjadi serba nabati dan organik. Semua yang berkaitan dengan hewani dan polusi diminimalisir. Contohnya, kantin klub hanya menjual makanan vegan. Awalnya perubahan ini diprotes para suporter, tapi lama-lama dipuji. Hingga pada tahun 2015, Vince mendeklarasikan bahwa FGR adalah klub vegan pertama di dunia.
Klub yang dijuluki Green Devils ini mengupayakan agar stadion mereka, New Lawn, pun ramah lingkungan. Di bawah manajemen Vince, atap stadion menggunakan panel tenaga surya yang menampung sumber energi. Selain itu, perawatan rumput di lapangan harus menggunakan pupuk organik, agar lapangan bebas pestisida.
Penggunaan air juga ditekan sehemat mungkin. Air hujan yang turun serta air buangan drainase di bawah tanah tak dibuang begitu saja, melainkan dikumpulkan untuk dimanfaatkan sebagai sistem irigasi di stadion.
Kini, FGR juga punya inovasi lain, yaitu membangun stadion berbahan kayu daur ulang yang masih dalam tahap pengerjaan, dirancang oleh arsitek ternama pemenang penghargaan mendiang Zaha Hadid.
Tak hanya makanan dan perawatan stadionnya yang mengedepankan teknologi ramah lingkungan, inovasi FGR juga merambah hingga ke jersey yang dipakai timnya.
Bekerja sama dengan perusahaan apparel asal Inggris, PlayerLayer, FGR membuat jersey unik berbahan serat bambu, kapas organik, serta limbah kopi. Agar menyerap keringat secara maksimal, jersey ini juga menggunakan bahan polyester daur ulang.
Sudah cukup dibuat berdecak kagum dengan klub yang satu ini? Tunggu, masih ada lagi. Berkat berbagai upaya “hijau” yang dilakukan FGR, banyak pihak mengapresiasi klub tersebut, antara lain FIFA dan PBB.
Di tahun 2017, FIFA menobatkan FGR sebagai klub sepak bola terhijau di dunia. Setahun kemudian, PBB memberikan sertifikasi karbon netral untuk klub tersebut, dan memasukkan mereka sebagai klub pendiri Sports for Climate Action Framework. Tak sampai di situ, sejumlah penghargaan bergengsi terus menghampiri FGR.
“Sepak bola memberi kami platform yang luar biasa dalam mempromosikan keberlanjutan. Ada peluang dan tanggung jawab besar karena orang-orang sangat memandang ikon olahraga dan meniru kepemimpinan mereka. Para pemain memiliki kemampuan hebat dalam mempengaruhi orang,” tutup Vince. (E03)