Manusia dikenal sebagai pribadi yang unik dan punya begitu banyak perbedaan satu sama lain. Karena itulah setiap pribadi disebut spesial. Bahkan, bagi mereka yang terlahir kembar, perbedaan pun masih ada dan bisa dirasakan oleh orang di sekelilingnya–meski mereka memiliki kesamaan fisik.
Lalu, apa jadinya jika manusia di masa depan memiliki kembaran digital? Apakah masih ada perbedaannya?
Perlu diketahui, di masa depan nanti–berbekal teknologi yang kini masih terus dikembangkan– manusia diprediksi akan memiliki kembaran digital alias digital twin yang benar-benar mirip dengan dirinya. Sekarang, hal ini mungkin terdengar seperti kisah dalam film sains fiksi, tapi dengan kemampuan big data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) hal itu ternyata dimungkinkan.
Digital twin merupakan salinan dari seseorang, produk atau proses yang dibuat berdasarkan kumpulan data. Dari berbagai data tentang sesuatu atau seseorang, ilmuwan dapat membuat sebuah salinan virtualnya yang amat mirip–termasuk kembaran digital manusia. Salinan digital manusia bahkan disebut-sebut dapat membuat keputusan yang sama seperti aslinya.
Kemampuan kembaran digital tidak serta merta hadir begitu saja. Untuk bisa mendapatkan kembaran digital yang akurat, dibutuhkan kombinasi antara kecerdasan buatan dan informasi mengenai seseorang dalam jumlah yang besar, atau dikenal sebagai data lakes.
Data yang dikumpulkan tersebut meliputi preferensi, bias, dan perilaku, juga informasi mengenai lingkungan fisik dan sosial seseorang. Dari situ, kecerdasan buatan akan membuat kesimpulan mengenai kepribadian, perilaku sosial, hingga keputusan dari orang yang akan disalin terhadap suatu topik.
Sesuai namanya, digital twin akan berfungsi untuk mengurus persoalan di dunia maya. Secara garis besar, kembaran digital ini dapat bereaksi dan bertindak layaknya diri kita sendiri, tapi seluruh aktivitasnya dilakukan di dunia virtual. Yang paling menarik–atau justru menakutkan–ia dapat melakukannya secara mandiri.
Dengan kata lain, kembaran digital merupakan perpanjangan diri manusia di dunia siber. Sosok kembaran digital itu pun dapat berlaku seperti asisten pribadi, tapi dengan kepribadian dan tingkah laku seperti orang aslinya.
Bayangkan ini. Di masa depan nanti, manusia tak perlu lagi menghadiri pertemuan online, karena bisa ‘menugaskan’ kembaran digitalnya untuk menghadiri pertemuan tersebut. Hal ini amat mungkin dilakukan, apalagi karena tiap kembaran digital memiliki kemampuan dan preferensi untuk mengambil keputusan seperti manusia aslinya di dunia nyata.
Tidak hanya itu, kembaran digital juga dapat berlaku seperti asisten pribadi yang mumpuni, karena mereka mengenal dengan baik kebutuhan dan sudut pandang orang aslinya di dunia nyata. Yang menarik–sekaligus menakutkan–kembaran digital itu bisa diperbanyak, sehingga dapat bekerja atau melakukan berbagai pertemuan di banyak tempat sekaligus.
Masih ada manfaat kembaran digital yang mungkin di luar nalar banyak orang. Kehadiran mereka memungkinkan manusia untuk berkomunikasi dengan orang yang sudah meninggal. Mengingat kembaran digital menyimpan informasi tentang seseorang dengan begitu lengkap, maka di masa depan, kita amat mungkin bisa berdialog dengan kembaran digital seseorang yang sudah wafat untuk mengetahui pengalaman maupun mendapatkan pengetahuannya mengenai sebuah topik.
Meski menjanjikan, kembaran digital manusia ternyata menyimpan persoalan etis dan sosial, terutama terkait integritas data yang dikumpulkan, akurasi prediksi, termasuk pengawasan, kepemilikan, serta akses terhadap digital twin.
Mengingat kembaran digital dikembangkan berbasis data, maka keakuratan datanya perlu dipastikan. Terlebih, data yang dikumpulkan bergantung pada analisis statistik tentang perilaku dan kebiasaan seseorang yang lalu dianalisis untuk membuat prediksi bagaimana orang tersebut akan berperilaku dalam situasi tertentu.
Hal yang tidak kalah penting adalah instrumen pengukuran yang dipakai untuk mengumpulkan data harus konsisten untuk memastikan keakuratan hasil–dalam hal ini kembaran digital–dengan kondisi nyata atau sosok aslinya. (E04)