Titik Temu
Kekinian, NFT Jadi Instrumen Buat Berdayakan Petani Jahe
Editorial Cast | 02.04.2022

Seperti sudah diprediksi banyak ahli dan pengamat sebelumnya, non-fungible token (NFT) yang saat ini tengah menjadi tren bakal merambah pengaplikasiannya ke banyak bidang, termasuk salah satunya pertanian. 

NFT bisa menjadi instrumen menarik yang bisa mendigitalisasi aset karya seni atau lainnya. Tak hanya itu, NFT juga mirip dengan aset kripto yang dapat diperjualbelikan sehingga bisa menjadi investasi di sistem blockchain

Lalu, bagaimana caranya NFT bisa dimanfaatkan untuk memberdayakan petani? Adalah Meta Forest Society, sebuah program hasil kolaborasi On Us Asia, Hara Token, dan Nice to Meet You Studio, yang memungkinkan NFT bisa memberi dampak nyata bagi para petani untuk bertahan di masa pandemi. 

Program Manager Meta Forest Society Tiffany Setiadharma, seperti dikutip dari Media Indonesia mengatakan, keberadaan NFT yang dimiliki harus punya manfaat bagi orang di sekeliling. 

Karenanya, melalui program Meta Forest Society dengan HARA, pihaknya berupaya membangkitkan potensi perempuan di sektor pertanian lewat komoditas jahe dengan PERTAHARA (Perempuan Tani Harapan Rakyat) sebagai payungnya. 

“Kami memiliki kewajiban kepada pemegang NFT untuk memenuhi janji sesuai dengan roadmap kami dan memikirkan cara kreatif serta inovatif lainnya untuk memberikan nilai positif kepada pemegang NFT dan komunitas kami,” ujar Tiffany. 

Blokchain untuk kepentingan sosial 

Melalui Hara Token, Meta Forest Society ingin membuktikan bahwa blockchain bisa bermanfaat untuk kepentingan sosial. Dari Hara Token, sekitar 20% pendapatan dari NFT digunakan untuk membantu petani jahe dan keluarganya. 

Caranya, token yang ada di Hara Token dikembangkan untuk mendukung pertukaran data berbasis blockchain untuk sektor pertanian dan pangan. Adapun data-data yang dikumpulkan lantas akan disimpan dalam database, lalu dienkripsi dengan sistem blockchain yang dapat ditinjau dan diakses oleh para petani.

Ada lima kategori data yang disediakan HARA, yaitu data umum (identitas dan latar belakang petani), data geo tagging, data aktivitas sektor pertania, data yang terkait dengan ekologi, serta data terkait pasar, harga, hingga transaksi hasil panen. Data-data tersebut bisa dipakai para pengguna. 

Jaminan bagi pemilik NFT

HARA mengklaim data-data yang mereka kumpulkan bisa dimanfaatkan oleh sektor dan industri lain untuk memenuhi target tertentu. Misalnya, lembaga keuangan yang ingin memberikan pinjaman usaha kepada petani. Dalam hal ini, contohnya adalah petani jahe yang berusaha menghasilkan jahe lokal terbaik dengan harga yang kompetitif di pasaran.

Pihaknya menjamin bahwa para pemilik NFT yang sudah dibeli tidak bisa dipalsukan dan bisa sangat mudah dilacak siapa pencipta dan kepemilikan asalnya, sehingga aman untuk dijadikan aset investasi ke depan.

Dengan makin luasnya pemanfaatan NFT dan bisa masuk ke dalam berbagai aset komoditas, membuat teknologi baru makin fleksibel. Jadi jangan kaget jika ke depannya kita akan menemui NFT ada di mana-mana. (E03)