Titik Temu
Karpet Ajaib! Bisa Ubah Gerakan Jadi Musik 
Editorial Cast | 07.12.2022

Irmandy Wicaksono punya ketertarikan khusus dalam menjembatani fisik manusia dengan seni dan digital. Hal ini ia curahkan dalam proyek karpet ajaib yang ia beri nama Tapis Magique

Tapis Magique adalah sebuah karpet tekstil rajut elektronik berukuran cukup besar yang dapat merasakan tekanan langkah dan postur tubuh manusia, lalu mengubahnya menjadi suara. 

Karpet ajaib ini dibuat Irmandy berkolaborasi dengan seniman synth Don Derek Haddad dan penari Loni Landon. Karya ini berhasil memenangkan Student Innovation Award di South by Southwest Festival 2022 (SXSW).

Karpet choreomusical interaktif 

Tapis Magique pada dasarnya adalah karpet tekstil elektronik rajutan mesin yang peka terhadap tekanan yang menghasilkan data sensor tiga dimensi berdasarkan postur dan gerakan tubuh serta mendorong lingkungan sonik yang imersif secara real-time

Pola geometris padat yang tersebar di permukaannya, mewakili 1800 piksel penginderaan tekanan dan terinspirasi oleh ruang galaksi. Desain parametrik mengubah pola-pola ini menjadi ilusi spasial 3D untuk menggambarkan multidimensi sensor data.

Tekstil yang menghadap ke sisi luar, bisa bersinar memunculkan efek “berbintang” saat digunakan di ruangan gelap atau saat malam hari. Pada karpet ini, dibenamkan synthesizer modular digital yang terbuat dari beberapa tambalan, masing-masing untuk jenis kinerja yang berbeda. 

Aliran data MIDI yang masuk pertama-tama dimasukkan ke dalam modul quantizer yang menyelaraskan nada dengan tangga nada mayor, minor, dan pentatonik serta akord mistik. Suara kemudian dihasilkan oleh kumpulan synthesizer subtraktif, aditif, dan granular. 

Salah satu karya pertunjukan yang menampilkan karpet ini, berjudul “Venus Sunrise“, menghadirkan suara alam yang indah saat penari berputar-putar di atas permukaan karpet, seolah mengajak penonton melintasi ruang dan waktu.

Tapis Magique menunjukkan interaksi antara seni dan teknologi, menyoroti hubungan emosional yang mendalam antara tekstil kontemporer, tari, dan musik melalui koneksi fisik-digital. 

Perangkat ini ibarat kanvas bagi penari dan seniman suara untuk memodulasi suara, melakukan, dan membuat karya musik berdasarkan koreografi dan sebaliknya. 

Karya ini juga menciptakan lingkungan sinestetik auditori-gestural yang mengundang dan mendorong penonton untuk berinteraksi dan mengekspresikan diri, karena mereka mengalami koneksi magis yang merangsang tubuh dan pikiran.

Menggabungkan tekstil, seni, dan teknologi 

Tapis Magique bukan satu-satunya karya Irmandy. Sebelumnya, mahasiswa jurusan teknik elektronika ini punya pengalaman bekerja langsung dengan Lady Gaga di bidang seni visual. 

Pengalaman ini didapat Irmandy, saat menjadi mahasiswa kandidat PhD di Massachusetts Institute of Technology jurusan Media Arts and Sciences. Ia memulai jalannya dari sebuah kesempatan untuk merancang dua gaun mekatronik untuk Lady Gaga. 

“Saya mengambil bagian dalam pengembangan dua gaun mekatronik untuk dipakai Lady Gaga di festival iTunes di London dan untuk ditampilkan di acara artRAVE di Brooklyn,” ujarnya dalam sebuah wawancara yang dikutip dari White Board Journal

Menggabungkan teknologi dengan tekstil, Irmandy berkolaborasi dengan StudioXO, laboratorium teknologi mode di London, Inggris, dalam mengembangkan gaun mekatronik yang dinamakan Anemone, beserta Cipher Lady Gaga untuk penampilannya di Festival iTunes dan kampanye artRAVE pada tahun 2013. 

Dengan pengalamannya yang melimpah terhadap dunia tekstil dan teknologi, Irmandy berhasil menyabet penghargaan Harold and Arlene Schnitzer Prize in the Visual Arts 2022 dan mendapatkan hadiah sebesar 5000 dollar AS. 

Ilmuwan sekaligus seniman 

Ikatan Irmandy dengan dunia tekstil sebenarnya terjalin dari pengaruh lingkungan budaya di sekitarnya. Berasal dari Indonesia, Irmandy kaya akan referensi tradisi tekstil yang tersebar di berbagai daerah, seperti Batik, Ikat, dan Songket.

“Tekstil dan elektronik berbagi banyak proses,” kata Irmandy, yang berharap suatu hari nanti bisa menjalankan studio desainnya sendiri yang bekerja dalam memadukan seni, sains, dan teknologi.

Irmandy juga dikenal aktif meneliti dan menciptakan tekstil dan garmen elektronik dalam berbagai pengaaplikasian mulai dari telemedicine yang dipersonalisasi, media interaktif, hingga eksplorasi ruang angkasa. 

Karya-karyanya yang terkenal termasuk pakaian biomedis yang dapat dicuci yang dapat memantau suhu tubuh, detak jantung, dan pernapasan, ada juga sistem pakaian luar angkasa yang membantu menjaga kesehatan astronaut selama bertugas melakukan misi. Tapis Magique sendiri memenangkan Penghargaan Inovasi SXSW pada tahun 2022. 

Saat ini, Irmandy memegang tiga paten. Dia juga masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia tahun 2022 untuk bidang kesehatan dan sains. (E03)