Titik Temu
Jangan Kaget, Pakaian Dalam Bekas Bisa Disulap Jadi Furnitur
Editorial Cast | 02.07.2022

Pakaian lama, sepatu, dan barang bekas lainnya, relatif mudah untuk dijual kembali atau disumbangkan. Tapi, bagaimana dengan pakaian dalam bekas? Ini dia masalahnya. Sebagian besar pakaian dalam yang sudah tak terpakai biasanya langsung dibuang ke tempat sampah. Padahal nyatanya, pakaian dalam bekas ini bisa disulap jadi furnitur loh!  

Sekitar 11 juta pon pakaian dalam berakhir di tempat pembuangan sampah setiap hari. Kelihatannya mungkin seperti masalah kecil, karena pakaian dalam berukuran kecil. Tapi bayangkan jika ada begitu banyak benda ini yang menjadi sampah. Pada skala global, sampah tersebut adalah masalah besar karena industri pakaian dalam menghasilkan sekitar 150 miliar pasang pakaian dalam setiap tahun. 

Banyak pakaian dalam mengandung serat sintetis berbahan dasar plastik seperti nilon dan poliester. Bahan-bahan ini tidak terurai, melainkan tersimpan di tempat pembuangan sampah selama ratusan tahun. Bahan ini memecah menjadi potongan-potongan kecil yang disebut serat mikro, yang kemudian berakhir di saluran air kita, lalu meracuni hewan dan manusia. Mengerikan, bukan?

Gratis daur ulang pakaian dalam

Parade, startup pakaian dalam berusia dua tahun, ingin mencegah masalah ini. Mereka meluncurkan program daur ulang untuk pakaian dalam dari merek apapun. 

Untuk programnya ini, Parade bermitra dengan perusahaan daur ulang  TerraCycle yang dikenal bisa mendaur ulang produk yang sulit sekalipun, seperti puntung rokok hingga kantong keripik. 

Parade menanggung semua biaya daur ulang, sehingga sepenuhnya gratis untuk konsumen sejak pengirimannya. Bagi Téllez, penting untuk membuat program ini bisa dijangkau semua konsumen, bukan hanya pelanggan Parade.

Melalui situs webnya, Parade mempersilakan konsumen meminta label pengiriman gratis dan tas biodegradable yang dapat diisi dengan pakaian dalam bekas jenis apapun, dari merek apapun. Pakaian dalam bekas yang dikirimkan tidak harus dalam kondisi baik, yang penting pelanggan harus mencucinya sebelum mengirimnya.

Pakaian dalam bekas tersebut kemudian dikirim ke salah satu fasilitas TerraCycle untuk disortir berdasarkan jenis material dan dibersihkan. Kemudian, secara mekanis pakaian ini diparut dan dipintal kembali menjadi bahan daur ulang. Parade sendiri menggunakan nilon yang diambil dari ruang potong pabrik pakaian dan didaur ulang menjadi kain, serta tencel, kain biodegradable yang terbuat dari bubur kayu. 

TerraCycle menjual bahan hasil daur ulang ini ke perusahaan yang menggunakannya dalam produk seperti insulasi rumah, tempat tidur, bantalan karpet, furnitur berlapis kain, dan bagian dalam kendaraan. Sementara mereka yang berpartisipasi dalam program ini akan mendapatkan kupon 20% untuk pembelian produk Parade. 

Upaya berkelanjutan

Pendiri dan CEO Parade Cami Téllez, mengatakan upaya ini adalah langkah penting untuk membuat industri pakaian dalam lebih berkelanjutan, meskipun tujuan utamanya adalah menciptakan sistem di mana pakaian dalam dapat didaur ulang kembali. 

Téllez mengatakan, Parade ingin menciptakan sistem yang sepenuhnya melingkar di mana pakaian dalam dapat didaur ulang kembali menjadi pakaian dalam baru, artinya bahan mentah tidak perlu digunakan untuk membuat produk baru.

“Industri pakaian dalam tidak menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan akhir masa pakai suatu produk. Kami ingin membuatnya semudah dan semulus mungkin bagi siapa pun untuk membuang pakaian dalam mereka secara bertanggung jawab,” ujarnya. 

Beberapa merek pakaian dalam diketahui juga telah meluncurkan program daur ulang. Industri pakaian jadi yang lebih luas kini juga sedang mengerjakan solusi daur ulang. Misalnya, sebuah perusahaan teknologi yang dikembangkan oleh pemerintah Hong Kong dan didukung oleh H&M, bisa mencabik-cabik kain dan memutarnya kembali menjadi benang.

Ada juga merek jeans kenamaan Levi’s yang membuat jeans 501 dengan bahan baru bernama Circulose. Bahan ini dibuat dengan mencairkan jeans lama dan mengubahnya menjadi polimer viscose. Untuk saat ini, semua teknologi tersebut masih dalam tahap awal dan akan membutuhkan waktu untuk berkembang.

Meski demikian, pelaku industri ini, salah satunya Parade, mengawasi pendekatan-pendekatan baru tersebut. Mereka yakin bahwa program seperti ini menjadi langkah penting sebagai kontribusi menyelamatkan Bumi. (E03)