Titik Temu
Jam Tangan Masa Depan Andalkan Daya Listrik dari Keringat
Editorial Cast | 10.21.2021

Kebanyakan jam tangan pintar alias smartwatch yang kita temui atau gunakan saat ini menggunakan baterai lithium. Namun, pernahkah Anda bayangkan jika satu saat nanti kita bisa mengisi daya smartwatch dengan keringat tubuh kita sendiri? 

Hal itu sangat mungkin terjadi. Teknologi ini bahkan telah dikembangkan oleh sekelompok peneliti dari University of Glasgow di Skotlandia. Mereka mengumpulkan keringat yang dikeluarkan secara alamiah oleh tubuh manusia, untuk dijadikan sumber daya listrik alternatif. Dengan teknologi buatan mereka, keringat yang mengandung ion diolah untuk bereaksi dengan polimer, sehingga menghasilkan listrik. 

Yang dikembangkan oleh peneliti dari University of Glasgow tersebut adalah inovasi  superkapasitor yang mampu menyimpan energi, serta menggantikan elektrolit pada baterai konvensional dengan keringat.

Menurut Profesor Ravinder Dahiya, salah satu penelitinya, baterai konvensional memang lebih murah, tetapi sering dibuat menggunakan bahan yang berbahaya bagi lingkungan.

Sampah baterai tersebut sulit untuk dibuang secara aman karena mengandung racun dan berbahaya bagi kulit jika terkena cairannya.

Melalui penelitian ini, mereka ingin menunjukkan bahwa keringat manusia ternyata dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif, sama sekali tidak beracun, dan dapat bekerja dengan dangat baik untuk pengisian daya. 

Aman bagi kesehatan dan lingkungan

Selain sekelompok peneliti dari Universitas Glasgow, peneliti dari Nanyang Technological University (NTU) di Singapura juga mengembangkan teknologi serupa, yaitu baterai fleksibel yang memiliki sumber daya dari keringat. 

Teknologi ini diletakkan pada bahan tekstil yang elastis dan dapat menyerap keringat, bisa digunakan di sekitar pergelangan tangan atau lengan, dan dilekatkan pada perangkat seperti smartwatch

Menurut penelitinya, berbekal 2 mililiter keringat, baterai ini mampu mengeluarkan daya rendah hingga hampir 20 jam. Mereka sengaja memilih bahan yang dapat menyerap dan menyimpan keringat karena pengguna tidak selalu menghasilkan keringat. Material yang dipilih pun yang tidak mengandung metal berat atau bahan kimiawi beracun yang bisa membahayakan kesehatan maupun lingkungan. 

Masa depan keringat sebagai sumber daya

Para peneliti dari NTU mengatakan, baterai yang mereka kembangkan juga bisa bersaing dengan teknologi saat ini. Bahkan, teknologi ini disebut mampu menjadi solusi bagi masalah yang masih ada pada wearable device

Baterai tradisional yang ada saat ini ukurannya terbilang besar, sehingga dapat mengurangi estetika smartwatch, terutama untuk menawarkan desain yang lebih ramping. Sementara desain perangkat yang mereka kembangkan ini berukuran lebih tipis.  

Masih ada kelemahan baterai tradisional lainnya, yakni tidak berkelanjutan dan bisa membahayakan lingkungan. Sementara, penggunaan baterai dengan sumber daya keringat dapat mengurangi sampah elektronik berbahaya. 

Meski menjanjikan, teknologi ini masih dalam tahap pengembangan, terutama untuk memastikan bahwa daya yang dikeluarkan mampu bersaing dengan teknologi yang sudah ada saat ini. Tidak tertutup kemungkinan, keringat juga dapat menjadi sumber daya pelengkap dari teknologi saat ini. (E04)