Deklarasi Bali sebagai Fab Island atau Pulau Fabrikasi Digital, Senin (17/10/2022), akan membawa ekonomi Bali lebih dari sekadar pariwisata. Hal itu dikatakan oleh Ilham Habibie, Steering Committee of Bali Fab Fest. Deklarasi Bali sebagai Fab Island dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali bersama dengan Fab City Foundation dan Meaningful Design Group bersamaan dengan perhelatan Bali Fab Fest di Jimbaran Hub, Jimbaran, Bali.
“Bali sebagai Fab Island akan membawa ekonomi Bali lebih dari sekadar pariwisata. Ini akan mendorong masa depan ekonomi dan pariwisata Indonesia, yang mendukung dan memberikan kesempatan bagi siapapun, termasuk talenta lokal, untuk mempelajari teknologi dan berbagi pengetahuan. Bali Fab Fest merupakan awal yang akan menunjukkan arah menuju masa depan ekonomi lokal dan nasional,” papar Ilham.
Hal senada juga disampaikan oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster. Menurutnya, dengan mendeklarasikan diri sebagai Fab Island, Bali menjadi bagian dari jaringan global teknologi, inovasi dan entrepreneurship guna memberdayakan masyarakat Bali sampai ke akar rumput.
“Dengan Bali menjadi Fab Island, sektor pariwisata yang saat ini mendominasi perekonomian Bali, akan dikembangkan atau diberdayakan dengan jenis pariwisata baru, yaitu pariwisata berbasis teknologi atau technology tourism. Pariwisata berbasis teknologi ini akan berkolaborasi dengan komunitas lokal untuk mencari solusi terhadap tantangan yang dihadapi melalui penelitian, pengembangan, dan produksi bersama,” papar Wayan Koster.
Ilham menyampaikan bahwa deklarasi Bali sebagai Fab Island berangkat dari ide fundamental untuk “think global, fabricate local”. Ilham berharap hal ini akan mendorong lahirnya berbagai solusi atas permasalahan yang ada saat ini maupun yang akan datang.
“Pemanfaatan fabrikasi digital dan inisiatif lokal berperan penting untuk menemukan solusi berkelanjutan atas berbagai tantangan di sekitar kita. Bali Fab Fest tidak hanya bisa menghubungkan SDM dan talenta kreatif lokal di Indonesia ke jaringan global, tapi juga membuka akses bagi mereka untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan orang dari berbagai disiplin, membuat prototipe dan menciptakan solusi untuk kebutuhan lokal,” papar Ilham.
Ia juga menekankan, “Saat ini tidaklah cukup jika kita hanya menghubungkan SDM lokal ke jaringan global. Kita juga harus menjadi bagian dari jaringan tersebut dan membangun simpul-simpul fabrikasi di berbagai daerah.”
Bali menjadi salah satu pelopor teknologi fabrikasi digital di Indonesia, dengan bergabung ke dengan Fab City Network, sebuah inisiatif fabrikasi digital global yang telah berjalan di 41 kota di dunia dan telah melahirkan dan menghubungkan 2.500 fab lab (laboratorium fabrikasi) di berbagai negara. Misi jangka panjang Fab City Network adalah menghadirkan wilayah-wilayah yang mampu memenuhi hampir seluruh kebutuhan konsumsinya secara lokal dan mandiri pada 2054.
Wayan Koster menilai misi Fab City sejalan dengan visi yang dipegang Pemprov Bali. “Konsep Fab City yang mendorong tumbuh kembang ekonomi sirkular dengan semangat agar daerah dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, dengan memproduksi sendiri produk-produk yang dibutuhkan dengan dukungan teknologi canggih, sangat sejalan dengan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ dan salah satu prinsip dalam Trisakti Bung Karno, yaitu berdikari secara ekonomi,” ungkapnya.
Di Indonesia, selain Bali, daerah yang sudah bergabung dalam Fab City Network adalah Papua, Parepare, Kabupaten Bangka Tengah, dan Sumedang. Sementara beberapa kota mancanegara yang sudah tergabung di antaranya, Barcelona, Boston, Amsterdam, Shenzhen, Guanajuato di Meksiko, Ljubljana di Slovenia, Südburgenland di Austria. (E02)