Titik Temu
Inspirasi dari Film Dune: Bisakah Manusia Mengubah Mars? 
Editorial Cast | 11.24.2021

Apa yang dibutuhkan manusia untuk bisa hidup di planet gurun seperti yang ada di film Dune? Planet ini terletak di sistem bintang yang jauh, di mana dalam setnya, sains telah memungkinkan manusia untuk hidup dan bernafas. Terinspirasi dari film tersebut, bisakah kita menggunakan teknologi untuk mengubah bentuk Mars?

Sekilas tentang Dunefilm ini disebut sebagai film fiksi ilmiah yang paling dinantikan di tahun ini, dan mulai tayang pada 22 Oktober 2021 di Amerika Serikat. 

Sutradara Denis Villeneuve mengadaptasi film ini dari buku yang berjudul sama, Dune, karya Frank Herbert. Dune mengisahkan tentang planet padang pasir berbahaya bernama Arrakis. 

Dua penghuni utamanya adalah sekelompok orang tangguh yang disebut Fremen, dan penduduk asli Shai-Hulud, spesies cacing pasir raksasa yang hidup selama ribuan tahun dan dapat tumbuh hingga lebih dari dua kilometer panjangnya.

Makanan utama Shai-Hulud adalah pasir, dilengkapi dengan organisme kecil yang dikenal sebagai plankton pasir. Saat mereka mencerna makanan ini, metabolisme mereka melepaskan oksigenyang mungkin tidak terlalu mengada-ada mengingat pasir hanyalah silikon dioksida (atom silikon yang terikat pada dua atom oksigen)dan ini memberi Arrakis atmosfer yang memungkinkan manusia untuk bernapas. 

Di Bumi, kita berutang atmosfer bernapas kita pada fotosintesis oleh tanaman dan bakteri. Proses ini mengambil karbon dioksida dan air, menggabungkannya dengan sinar Matahari untuk membuat makanan bagi diri mereka sendiri dalam bentuk gula, dan melepaskan oksigen ke udara. 

Manusia dan kehidupan hewan pada umumnya tidak mungkin berevolusi di Bumi jika bukan karena Peristiwa Oksigenasi Besar sekitar 2,4 miliar tahun yang lalu, ketika fotosintesis cyanobacteria yang hidup di lautan awal planet, memuntahkan oksigen ke atmosfer.

“Kadar oksigen ini memuncak dalam atmosfer yang dapat mendukung metazoa (organisme multiseluler) sekitar 540 juta tahun yang lalu,” kata profesor Gary King dari Louisiana State University, dikutip dari Science Focus

King sedang meneliti kemungkinan menggunakan bakteri fotosintesis (fototrof), untuk memasukkan oksigen ke atmosfer Mars. Proses untuk mengubah atmosfer, temperatur, atau topografi permukaan sebuah planet  agar lingkungannya mirip seperti di Bumi, disebut sebagai “terraforming“.

Merancang kehidupan di Mars 

Manusia telah mengirim sekitar 30 wahana dan penjelajah luar angkasa ke Mars sejak era luar angkasa dimulai. Sejak itu pula, berbagai teknologi luar angkasa dikerahkan untuk mencari tahu lebih banyak tentang Mars dan kemungkinan merancang kehidupan untuk manusia di sana.

Pada 2012, penjelajah Curiosity NASA menemukan bukti langsung keberadaan air di Mars, bahan utama fotosintesis. Namun, sebagian besar air membeku. Salah satu cara agar rencana terraforming profesor King dapat berhasil adalah dengan membangun pabrik otomatis di Mars yang menghasilkan gas rumah kaca untuk menghangatkan planet dan mencairkan es menjadi bentuk cair yang dapat digunakan.

“Bisa dibayangkan, suhu Mars bisa dinaikkan, cukup untuk mendukung fototrof. Tapi cara itu masih menyisakan tantangan,” kata King.

Salah satu masalah potensial adalah aliran radiasi energi tinggi yang mengalir dari Matahari. Di Bumi, kita memiliki medan magnet untuk menghalau partikel-partikel ini. Tapi Mars tidak memiliki perlindungan seperti itu, yang disebut sebagai proses spalasi. 

King percaya bahwa begitu mikroba telah membentuk biosfer aktif di Mars, produksi oksigen mungkin dapat mengimbangi hilangnya spalasi dengan cara yang sama seperti tanaman di Bumi mengimbangi konsumsi oksigen oleh hewan dan kehidupan aerobik lainnya.

Keberhasilan sejumlah misi tanpa awak mendarat di Planet Merah, menandakan bukan mustahil untuk mengantar manusia menuju ke sana. Ketika mendarat ke Mars sudah menjadi pencapaian, target selanjutnya adalah bagaimana bisa bertahan hidup.

Sayangnya, yang dikisahkan dalam film Dune dan film-film fiksi ilmiah tentang kehidupan di Mars lainnya, tak semudah kenyataan. Bagaimana caranya hidup di Mars, dan apakah manusia benar-benar bisa membangun kehidupan di planet lain selain Bumi? 

Dua pertanyaan besar tersebut masih menjadi misteri yang sedang berusaha dipecahkan oleh manusia, sambil terus mengembangkan teknologi luar angkasa. (E03)