Tanpa adanya inovasi dan penemuan, peradaban manusia tak akan berkembang, dan inovasi yang besar dimulai dari pemahaman kita terhadap kondisi lingkungan sekitar. Melihat betapa mengerikan dampak dari perubahan iklim, memahami kondisi lingkungan menjadi hal penting sebelum menciptakan inovasi yang bisa mengubah dunia masa depan menjadi lebih baik.
Berkenaan dengan lingkungan, dunia harus berubah jika ingin bertahan. Berikut beberapa inovasi berkelanjutan paling menarik untuk mengurangi sampah yang bisa menyelamatkan planet ini.
Di Indonesia, ada produk plastik ramah lingkungan bernama TeloBag, kantong plastik yang terbuat dari paduan tepung singkong dengan minyak nabati. Dibuat oleh PT TeloBag Natural Indonesia, kantong plastik ini bisa terurai lebih cepat dan tak membutuhkan waktu bertahun-tahun yang mencemari lingkungan seperti bahan plastik konvensional.
TeloBag akan terurai dan menyatu dengan tanah dalam kurun waktu 2-6 bulan secara alami. Semakin subur tanahnya, makin cepat pula kantong TeloBag terurai.
Banderol harga kantong singkong ramah lingkungan ini memang cukup mahal jika dibandingkan dengan kantong plastik biasa. Tapi melihat dampak ramah lingkungan yang diberikan, membuat TeloBag diminati para konsumennya.
Dengan memanfaatkan singkong sebagai bahan utamanya, produsen TeloBag tak hanya ikut menjaga lingkungan dari pencemaran sampah plastik, tetapi juga memberi peluang bagi petani singkong untuk mendapat penghasilan yang lebih layak.
Di luar negeri, upaya menciptakan plastik ramah lingkungan juga sudah banyak dilakukan. Perusahaan asal Irvine, California, Amerika Serikat, Newlight Technologies, salah satunya, menggondol sejumlah penghargaan berkat inovasi berkelanjutan yang dikembangkan.
Mereka menciptakan plastik ramah lingkungan bernama AirCarbon. Sesuai namanya, bahan plastik ini terbuat dari emisi karbon yang seharusnya dilepaskan ke udara dan dapat memiliki banyak kegunaan.
Plastik mereka terbuat dari bahan karbon-negatif yang diverifikasi, yang berarti setiap langkah produksi dan penggunaannya sepenuhnya dijamin “hijau” dan berkelanjutan. Karena tidak terbuat dari minyak seperti plastik lainnya, produk ini juga merupakan alternatif hemat biaya untuk bahan sintetis lainnya.
Memiliki semangat yang sama untuk mengurangi sampah plastik, khususnya plastik bekas kemasan minuman, perusahaan lokal Evoware membuat Ello Jello. Diciptakan oleh David Christian, Ello Jello adalah gelas transparan warna-warni yang bisa dimakan hingga habis.
Gelas lucu ini dibuat dari rumput laut. Evoware menggunakan rumput laut asli dari perairan Indonesia. Jadi, produk ini juga membantu perekonomian beberapa daerah yang mayoritas berprofesi sebagai petani rumput laut.
Ello Jello juga aman dikonsumsi karena terbuat dari bahan-bahan alami. Selain menggunakan rumput laut sebagai bahan bakunya, Ello Jello juga dibuat tanpa menggunakan pemanis buatan, tanpa gelatin, serta memiliki kadar gula yang rendah dan gluten free.
Sementara, perusahaan asal Prancis LYSPACKAGING membuat botol air minum vegan bernama Veganbottle, yang terbuat dari bioplastik alami. Semua yang ada di Veganbottle, mulai dari tutup hingga bungkusnya, terbuat dari 100% bahan yang dapat terurai secara hayati.
Botolnya terbuat dari ekstrak tebu yang membutuhkan air jauh lebih sedikit daripada tanaman lain. Pembuatan botol itu sendiri menggunakan lebih sedikit energi daripada manufaktur konvensional.
Narayana Peesapaty, seorang peneliti asal India, mencipatakan Bakey’s sebagai alternatif hijau untuk peralatan makan plastik. Peralatan makan plastik tidak dapat didaur ulang, dan penggunaannya menghasilkan limbah dalam jumlah besar setiap tahun.
Narayana merilis peralatan makan yang dapat dimakan di bawah brand Bakey’s. Peralatan makan ini hadir dalam tiga rasa berbeda: original, manis, dan gurih. Tak hanya enak dan ramah lingkungan, sendok renyah ini juga dilengkapi dengan aneka nutrisi, seperti karoten, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, dan asam folat. Terbuat dari bahan yang 100% alami, peralatan makan Bakey’s ramah bagi vegetarian, dan akan terurai jika tidak dimakan.
Ide serupa juga datang dari mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Jawa Tengah. Mereka memanfaatkan limbah tongkol jagung menjadi sendok dan garpu.
Tak hanya itu, sendok dan garpu ini juga bisa dimakan. Idenya bermula ketika para mahasiswa ini melihat Kabupaten Banyumas memiliki produksi komoditas jagung tertinggi ketiga dibandingkan dengan komoditas sumber karbohidrat lain.
Ketersediaan limbah tongkol jagung berlimpah tanpa adanya alternatif pemanfaatan oleh warga sekitar, mendorong mahasiswi dari Fakultas Pertanian Unsoed untuk menciptakan solusi.
Melalui inovasi ini, tim yang beranggotakan Fitri Nur Haerunnisa, Isna Aulia Syahdiar, Toibah, Annisa Islamiati, dan Salma Alif Nabilah berupaya mengurangi limbah sendok dan garpu plastik. Mereka berharap inovasinya bisa menekan jumlah sampah plastik alat makan, setidaknya di daerah Banyumas.
Bermanfaat dan ramah lingkungan sekali ya inovasi-inovasi ini. Adakah penemuan lain yang bisa menyelamatkan lingkungan berasal dari daerah kalian? (E03)
AirCarbon, Annisa Islamiati, Bakey's, David Christian, Ello Jello, Evoware, Fitri Nur Haerunnisa, Inovasi, Isna Aulia Syahdiar, limbah plastik, LYSPACKAGING, Narayana Peesapaty, Newlight Technologies, perubahan iklim, plastik ramah lingkungan, Salma Alif Nabilah, sampah plastik, sustainability, TeloBag, TeloBag Natural Indonesia, Toibah, Veganbottle,