Titik Temu
Inovasi Canggih! Kereta Cepat Berbahan Bakar Gravitasi 
Editorial Cast | 03.25.2022

Bermacam cara dilakukan untuk mengurangi produksi karbon. Di ranah transportasi, ada inovasi baru berupa kereta cepat yang bahan bakarnya bersumber dari gravitasi. Bagaimana caranya? 

Adalah perusahaan bijih besi asal Australia, Fortescue Future Industries, yang baru saja mengumumkan pengembangan kereta yang diberi nama “Infinity Train“. Rangkaian kereta ini akan menggunakan baterai listrik berbahan dasar bijih besi. Menariknya, perusahaan akan menggunakan tenaga gravitasi untuk pengisian energi pada baterai listrik tersebut.

Dijelaskan Fortescue, baterai listrik akan diisi ulang menggunakan gaya gravitasi selama kereta berjalan di bagian trek menurun dari jaringan relnya. Dengan demikian, kereta tidak perlu mengisi ulang atau mengisi bahan bakar setelah mencapai stasiun.

Dengan menggunakan tenaga gravitasi sebagai sumber energi, Infinity Train tidak akan menghasilkan emisi alias zero emission. Founder dan Chairman Fortescue Andrew Forrest AO menyebutkan, pengembangan proyek Infinity Train akan mendorong target emisi nol alias net zero emission pada 2030.

Infinity Train juga akan menekan biaya operasional kami, meningkatkan efisiensi pemeliharaan, dan mendorong produktivitas,” ujarnya seperti dikuti dari situs Fortescue. 

Saat ini, Fortescue telah mengoperasikan 54 lokomotif dengan 16 set kereta. Setiap rangkaian kereta memiliki panjang sekitar 2,8 kilometer. Kereta tersebut memiliki kapasitas angkut hingga 34.404 ton bijih besi yang terbagi dalam 244 gerbong.

Secara keseluruhan, Fortescue menghabiskan lebih dari USD50 juta (sekitar Rp715,8 miliar) untuk mengembangkan Infinity Train selama dua tahun ke depan. Fortescue berharap bisa menawarkan peluang komersialisasi yang signifikan di masa depan, sehingga ada lebih banyak Infinity Train di seluruh dunia.

Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam pengembangan Infinity Train. Bahkan setelah selesai pun, mungkin butuh berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun bagi perkeretaapian lain untuk mengimplementasikannya.

Inovasi sumber energi kereta Indonesia 

Dengan semangat yang sama, perkeretaapian Indonesia juga mencoba berinovasi meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Tahun lalu, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo mengatakan salah satu inovasi adalah dengan terus mengujicobakan penggunaan B100 pada genset kereta. 

“B100 merupakan 100 persen biodisel dengan bahan dasar sawit, sehingga akan lebih ramah lingkungan,” kata Didiek saat itu. 

Sebelumnya, di 2019, PT KAI Daerah Operasi 4 Semarang berinovasi di bidang energi terbarukan dengan melakukan uji coba penggunaan energi tenaga surya atau Matahari untuk menopang kebutuhan listrik di Stasiun Batang.

Ini adalah pertama kalinya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menggunakan sistem On Grid yang berfungsi untuk mendukung operasional kebutuhan listrik stasiun. KAI menyebutkan, inovasi ini pertama kali dilakukan di Indonesia dan akan menjadi stasiun percontohan agar ke depannya bisa diterapkan di stasiun lain. 

Selain itu, ada juga gagasan sumber energi bersih untuk kereta api yang datang dari seorang mahasiswa. Pandu Pamungkas, mahasiwa Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Pertanian Bogor (IPB), membeberkan ide energi angin sebagai sumber bahan bakar kereta api. Idenya ini dituangkan dalam kompetisi esai nasional yang diadakan tahun 2020 dan membawanya menyabet Juara 1. 

Mekanisme pemanfaatan energi angin ini dengan cara memasang turbin angin pada sisi kanan dan kiri atas dari kereta api. Arah laju kereta yang seolah-olah melawan udara akan membuat angin memutar turbin tersebut yang kemudian akan dikonversi menjadi energi listrik dari gerak turbin tersebut.

Pandu berharap idenya dapat dipakai oleh pemerintah untuk segera direalisasikan mengingat semakin menipisnya ketersediaan energi tak terbarukan di Indonesia. Kira-kira, inovasi mana yang paling cocok diterapkan kereta api di Indonesia? (E03)