Titik Temu
Inisatif Robries Garap Sampah Plastik jadi Dekorasi Rumah Cantik
cast | 09.10.2021

Sampah dan limbah tidak dimungkiri masih menjadi persoalan yang dihadapi Indonesia. Hal itu mendorong lahirnya berbagai inisiatif pengolahan sampah dan limbah menjadi material alternatif yang bermanfaat sekaligus memiliki nilai ekonomi.  

Salah satu inisiatif tersebut dilakukan oleh Robries yang bergerak di bidang furnitur dan dekorasi rumah. Robries memanfaatkan sampah plastik yang didaur ulang bersama material lain untuk membuat produk furnitur berdesain manis dan minimalis. 

Foto: Robries

Dalam wawacaranya dengan CAST Foundation, Syukriyatun Ni’amah dan Tita Sabrina Maulinda, dua sosok yang menjalankan Robries, menuturkan bahwa mereka awalnya mulai mengekplorasi material alternatif ini dari produk kecil, seperti aksesoris. 

“Namun karena proses kami banyak melibatkan handicraft, maka kami sadar lebih mudah mendesain produk dengan ukuran yang lebih besar, seperti furnitur,” tutur mereka. 

Dari proses tersebut dan saat pendistribusian, mereka lantas mulai memikirkan cara pembuatan produk yang dapat menyerap lebih banyak limbah plastik dan bersifat lebih awet atau berumur panjang. 

Potensi material alternatif bagi Robries

Robries dimulai sejak 2018 karena para penggagasnya melihat potensi besar dari material alternatif hasil daur ulang maupun yang berkelanjutan. Mereka melihat, segala hal membutuhkan material dan ada banyak potensi yang bisa dikembangkan dari sampah, terutama plastik. 

Saat ini, Robries sudah banyak bekerja sama dengan sejumlah studio yang memiliki ketertarikan dalam eksplorasi material dan warna. Selain itu, pandemi COVID-19 juga membuat banyak orang lebih sadar dan perhatian terhadap lingkungan dan kesehatan mereka, hingga akhirnya mereka beralih ke material alternatif. 

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengedukasi dan menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang konsep keberlanjutan (sustainability) dalam kegiatan sehari-hari. Bagi Robries, hal itu dilakukan dengan menjelaskan kepada pelanggan tentang proses yang mereka jalani untuk membuat produk dekorasi rumah mereka, mulai dari pemilahan sampah, daur ulang, hingga pengembangan produk Robries.  

Dari penjelasan itu, mereka ingin memberikan pemahaman mengenai gaya hidup “ramah lingkungan” yang tidak menghasilkan banyak sampah. 

Tantangan menggarap material alternatif

Dalam perjalanannya, Robries juga sempat menghadapi kesulitan dalam mengembangkan material alternatif. Awalnya, mereka memakai botol plastik berjenis Polyethylene Terephthalate (PET) untuk dilelehkan dengan oven. Namun, ternyata jenis plastik tersebut tidak sepenuhnya meleleh di oven. “Bentuk hasilnya seperti kristal kaca—walau kelihatannya bagus, tapi tidak bisa terlalu dibentuk,” ungkap Robries. 

Belajar dari situ, Robries menggunakan resin untuk memudahkan membentuknya menjadi produk. Hanya saja, ketika diperkenalkan ke publik, mereka mendapat banyak masukan terkait penggunaan resin. 

“Karena resin getah, maka mungkin ada orang yang tidak bisa terlalu bersentuhan (dengan produk Robries). Selain itu, dengan mencampur resin dan plastik menjadi satu, plastiknya menjadi tidak bisa diurai secara utuh,” ungkap Robries. 

Proses pembuatan

Kini, Robries menggunakan botol-botol bekas berjenis plastik PET dan tutup botol dengan jenis plastik HighDensity Polyethylene (HDPE) sebagai material utama. Proses produksi dimulai dengan pembersihan botol dan tutup botol plastik, memisahkan mereka sesuai warna dan jenis, lalu memasukannya ke mesin penghancur plastik sehingga menjadi serpihan-serpihan kecil. Setelah itu, serpihan-serpihan plastik diletakan di cetakan untuk dipanaskan di oven hingga meleleh dan membentuk desain yang diinginkan. 

Foto: Robries

Awalnya, Robries mendapatkan material dari lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Kini, dengan makin banyaknya permintaan konsumen, Robries mendapatkan material dengan membelinya dari pemulung atau bank sampah di kota Surabaya. 

Saat ini, produk-produk Robries sudah dapat diperoleh di sejumlah marketplace lokal maupun melalui media sosial mereka. (E04)