Titik Temu
Harus Tahu, Puntung Rokok Jauh Lebih Berbahaya dari Sampah Plastik! 
Editorial Cast | 06.20.2022

Plastik sering disebut sebagai bentuk polusi paling umum dan membahayakan kesehatan dan lingkungan. Tapi tahukah kalian? Ada limbah lain yang lebih berbahaya. Puntung rokok! 

Jika kalian berpikir puntung rokok terbuat dari kapas atau kertas, kalian salah. Faktanya, puntung rokok terbuat dari plastik. Ya, puntung rokok sebenarnya adalah bentuk sampah plastik yang paling melimpah di dunia. Sekitar 4,5 triliun puntung rokok mencemari lingkungan global kita! Bentuknya yang kecil dan cenderung tidak diperhatikan, membuat sampah ini bersembunyi hampir di mana-mana. 

Bahaya puntung rokok 

Puntung rokok terbuat dari selulosa asetat, bahan plastik buatan manusia, dan mengandung ratusan bahan kimia beracun. Ketika plastik beracun ini dibuang sembarangan, sampah ini perlahan melepaskan racun, sehingga menghadirkan ancaman serius bagi kita dan lingkungan.  Racun ini termasuk arsenik (digunakan pada racun tikus), timbal (racun yang dapat mempengaruhi perkembangan otak anak-anak), dan nikotin. 

Sementara filter rokok, atau bagian plastik puntung rokok, dapat membutuhkan waktu hingga 10 tahun untuk benar-benar terurai. Itu pun, bahan kimia yang dilepaskan dari limbah tersebut bisa tetap berada di lingkungan selama bertahun-tahun lebih lama dari usia puntung rokok itu sendiri. 

Banyak puntung rokok dibuang ke saluran pembuangan, terbawa ke sungai dan akhirnya sampai ke laut. Tak heran, puntung rokok jadi sampah paling umum yang dikumpulkan dari pembersihan pantai. Di seluruh dunia, puntung rokok menghasilkan 845 ribu ton sampah per tahun.

Sampah ini juga sering dikira makanan oleh ikan, burung laut, dan kura-kura, serta sering ditemukan di perut hewan mati yang terdampar di pantai. Bahkan ketika puntungnya mengambang bebas di air, bahan kimia yang terperangkap dalam filter rokok, terutama nikotin dan etilfenol, juga meracuni kehidupan laut.

Perlu kita tahu, filter rokok belum tentu mengurangi bahaya merokok bagi manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek perlindungan yang dirasakan dari filter rokok justru mendorong perokok untuk lebih banyak merokok, cenderung tidak mau berhenti atau kecanduan. 

Bahayanya, serat selulosa asetat dalam filter dapat terhirup langsung ke paru-paru dan memicu penyakit pernapasan. Sejumlah produsen tembakau memang telah mengusulkan filter yang lebih aman dan tidak menimbulkan polusi, tetapi belum ada yang diterima pasar secara luas.

Mengurangi sampah puntung rokok 

Meski kesadaran ilmiah tentang masalah rokok dan tanaman sudah berlangsung selama lebih dari 100 tahun, isu ini tetap menjadi topik yang kurang diteliti. Namun, jelas ada kebutuhan mendesak untuk setidaknya mengurangi sampah puntung rokok.

Sangat penting untuk memastikan agar puntung rokok terbuang ke tempat sampah atau dikirim ke fasilitas daur ulang. Perokok harus mempertimbangkan untuk menemukan area khusus merokok atau membawa “asbak saku” mereka sendiri untuk mengumpulkan sampah mereka. Dan untuk menghindari atau meminimalkan dampak polusi puntung rokok terhadap lingkungan, adalah tugas kita bersama. 

Solusi lain, mungkin dengan melarang atau membatasi jumlah rokok yang beredar. Bisa juga dengan cara menaikkan harga rokok, seperti yang dilakukan pemerintah Indonesia sejak 2020 dengan harapan bisa mengurangi jumlah perokok. Dengan begitu, semoga setidaknya dapat mengurangi pembuangan puntung rokok sembarangan yang menimbulkan dampak yang sangat berbahaya. 

Kalau menurut kalian, apa solusi yang tepat untuk persoalan ini? (E03)