Titik Temu
Flashback: Aksi Para Makers Indonesia dan Dunia Kembangkan APD di Awal Pandemi, Seperti Apa? 
Editorial Cast | 07.07.2022

Salah satu persoalan yang dihadapi masyarakat dunia di awal terjadinya pandemi COVID-19 adalah kesulitan mendapatkan alat pelindung diri (APD). Kesulitan ini terjadi karena tingginya permintaan, sementara pasokan APD tak mencukupi. 

itulah mengapa di awal pandemi, APD diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan para petugas kesehatan serta orang-orang yang berada di garda depan dalam penanganan COVID-19. Di sisi lain, sejumlah perusahaan yang sebelumnya tidak memproduksi APD mulai mengembangkan produk kesehatan untuk memenuhi permintaan. 

Namun, perlu juga untuk kita ketahui bahwa selain perusahaan besar yang sebelumnya tidak fokus memproduksi peralatan medis, sejumlah makers atau komunitas berbasis teknologi digital di sejumlah negara pun mulai mengalokasikan waktunya untuk mengembangkan APD

Berbekal infrastruktur yang mereka miliki, para maker berhasil mengembangkan APD untuk kebutuhan darurat di masa awal pandemi. Beberapa bahkan membentuk organisasi untuk membuat gerakan yang lebih besar dengan teknologi open source

Salah satunya adalah Coronavirus Makers yang berasal dari Spanyol. Kelompok ini dibentuk oleh sekitar 800 maker yang terdiri dari insinyur, desainer, hingga teknisi yang memiliki misi untuk membantu para petugas kesehatan, polisi, termasuk mereka yang masih harus bekerja saat diberlakukannya karantina. 

Kini, Coronavirus Makers dilaporkan telah memiliki lebih dari 20.000 anggota. Para maker ini mengembangkan sejumlah solusi, mulai dari pelindung wajah hasil cetakan 3D, adaptor untuk filter respirator dan respirator otomatis menggunakan masker snorkeling, hingga respirator otomatis yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit. 

Para maker di belahan dunia lain

Selain Coronavirus Maker, di Amerika Serikat (AS) ada Matterhackers yang merupakan produsen filamen printer dan ahli fabrikasi digital. Mereka membuat sebuah hub yang diberi nama COVID-19 Maker Response Hub untuk mengirimkan lebih dari 60.000 APD hasil cetak 3D untuk rumah sakit yang ada di Amerika Serikat. 

Lalu, ada pula NYC Makes PPE yang merupakan komunitas maker dan profesional di bidang kesehatan di Kota New York, AS. Memanfaatkan teknologi manufaktur mandiri, mereka mendukung produksi APD untuk wilayah AS dan seluruh dunia. Untuk mendapatkan dana dalam proses produksi, mereka membuka penggalangan dana secara publik. 

DI Praha, Ceko, ada pula manufaktur printer 3D bernama Prusa Research. Selama beberapa bulan di awal pandemi, mereka mengubah lini produksinya untuk mencetak sejumlah APD. Salah satu produk yang mereka produksi adalah face shield hasil cetak 3D  yang sudah memenuhi standar EN 166:2001. 

Serupa dengan Prusa, ada maker yang berasal dari India yakni Maker Asylum yang juga membuat face shield. Lewat fasilitas yang mereka miliki, Maker Asylum memproduksi face shield untuk kebutuhan petugas kesehatan yang berhubungan langsung dengan para pasien COVID-19. 

CAST Tanggap COVID-19 di Indonesia

Di Indonesia, COVID-19 mulai menyebar secara eksponensial sejak Maret 2020. Banyak komunitas dan para makers dari seluruh Indonesia pun menyingsingkan lengan baju mereka dan bekerja sama memproduksi berbagai perlengkapan yang dibutuhkan, seperti masker pakai-ulang dan face shield untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan. 

Sebagai organisasi baru saat itu, salah satu inisiatif CAST yang pertama adalah mengumpulkan dan menghubungkan data dari individu, warga dan komunitas, makers, serta institusi akademis untuk bersama merespons pandemi global. Berkolaborasi dengan Ke:kini Ruang Bersama dan didukung oleh The Habibie Center, CAST menginisiasi lahirnya CAST Tanggap COVID-19. (E04)