Titik Temu
Dibuang Sayang, Ragam Cara Manfaatkan Sampah Kulit Pisang 
cast | 08.30.2021

Kulit pisang biasanya hanya langsung dibuang dan dibiarkan menjadi sampah. Belum banyak yang tahu, sampah kulit pisang bisa didaur ulang atau dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat produk baru yang tak kalah berguna. 

Data Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Kementerian Pertanian menyebutkan, produksi pisang di Indonesia pada 2020 tercatat sebesar 8.182.756 ton. Angka ini meningkat 12,4% dari tahun sebelumnya. Jika melihat angka produksi pisang yang tinggi, tentunya sampah kulit pisang pun tak kalah banyak jumlahnya. 

Sampah kulit pisang yang banyak ini, dianggap sebagai barang tak berharga. Padahal, di balik anggapan itu, sampah kulit pisang mengandung zat gizi yang cukup tinggi terutama pada vitamin dan mineralnya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai olahan makanan baru hingga obat. Berikut ini berbagai cara orang memanfaatkan sampah kulit pisang. 

Dikompos

Cara termudah mengelola sampah kulit pisang adalah dengan mencampurkannya ke dalam tumpukan kompos, atau mencampurnya dengan sampah organik lainnya untuk dijadikan kompos. Dikutip dari Gardening Know How, kulit pisang mengandung kalium, nitrogen, kalsium, sulfur, natrium, magnesium, dan fosfor yang bisa meningkatkan perkembangan akar dan kesehatan tanaman secara keseluruhan.

Kita bisa saja mencampurkan kulit pisang ke dalam kompos, tapi ini akan memakan waktu lebih lama. Agar proses pengomposan bisa lebih cepat, kita bisa memotong-memotong kulit pisang menjadi ukuran kecil sebelum dicampur kompos atau diolah menjadi kompos. 

Diolah menjadi camilan

Ada banyak olahan makanan atau camilan yang menggunakan bahan dasar kulit pisang. Sejumlah makanan yang dibuat dari kulit pisang antara lain dodol, donat, keripik kulit pisang, brownies, permen, selai, nugget, puding, dan masih banyak lagi. Ternyata, kulit pisang masih bisa diolah jadi makanan dan memiliki kandungan gizi tinggi. 

Tepung kulit pisang

Setiap 3,5 kg kulit buah pisang dapat diolah menjadi 500 gram tepung. Penggagas tepung kulit pisang adalah Adriansyah Sarjani yang memulai penemuannya dengan memanfaatkan limbah kulit buah pisang kepok dari sejumlah pengusaha keripik pisang di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan. Pada 2013, ia diganjar penghargaan sebagai inovator dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. 

Di tangan Adriansyah, kulit pisang direndam air kapur sirih selama tiga jam, kemudian direbus sampai matang dan diiris. Setelah itu, kulit pisang dijemur sampai kering dan digiling menjadi tepung. Dari satu sisir pisang kepok, bisa diperoleh 250 gram tepung.

Obat alami dan kecantikan 

Menurut artikel Applied Biochemistry and Biotechnology yang diterbitkan tahun 2011, kulit pisang juga memiliki berbagai senyawa bioaktif seperti polifenol dan karotenoid. Hingga saat ini, ada 40 senyawa berbeda yang teridentifikasi dalam kulit pisang. Berbagai kandungan di kulit pisang ini bermanfaat untuk kecantikan dan kesehatan. 

Kulit bisa pisang dimanfaatkan untuk merawat kesehatan rambut, mengobati luka, menghilangkan kutil, mengobati jerawat, hingga menjadi antidepresan untuk mengobati suasana hati yang sedang tidak baik.

Di tahun 2014, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang, juga melakukan penelitian dengan mengekstrak zat pektin dari kulit pisang. Ekstrak ini dikembangkan menjadi obat antikolesterol.

Jadi material alternatif 

Kulit pisang pun bisa diolah menjadi berbagai produk dengan sistem sirkular. Desainer Sarah Harbart asal Switzerland misalnya, menciptakan material alternatif dari kulit pisang

Hasil jadi dari olahan kulit pisang ini dijadikan sebagai bahan baku untuk sol sepatu, kacamata, gelang, dan bermacam aksesoris fashion. Melalui beragam proses dan eksperimen yang panjang, Sarah menyulap kulit pisang menjadi bisa diolah sebagai material untuk kebutuhan tekstil, kemasan berkelanjutan, maupun untuk 3D Printing. (E03)