Pameran karya seni DASS Phase 2.0 atau Digital Art Shuffle Show Volume Kedua digelar di Creative Hall, MBloc Space, Jakarta belum lama ini. Menariknya, pameran diadakan bersamaan dengan Pameran Hello Riso.
Pameran ini, digelar selama sepekan pada 13-19 Juli 2022, merupakan pameran bersama antara dua lembaga seni dan pendidikan, yakni Connected Art Platform (CAP) dan Binus University School of Design.
Pameran kolaborasi tersebut menampilkan ratusan karya seni digital dalam berbagai format, termasuk karya fotografi, lukisan, gambar, stop motion, seni pertunjukan, patung, NFT, seni suara, dan algoritma.
Menurut Mona Liem, pendiri sekaligus kurator CAP, salah satu misi CAP adalah mengekspos, mengkurasi, menghubungkan, sekaligus menemukan talenta istimewa di ranah seni abad ke-21 yang berasal dari Indonesia dan seluruh dunia. Selain itu, CAP juga ingin menjadi jembatan antara sektor non-komersial, komersial, dan pendidikan.
Hadir sebagai salah satu karya yang ditampilkan merupakan hasil risografi. Bagi kalian yang belum mengenalnya, risografi merupakan teknologi cetak digital menggunakan mesin duplikator yang bernama riso.
Secara umum, riso memiliki mekanisme kerja dengan menggabungkan teknik cetak sablon, foto kopi, dan offset. Cara kerjanya mirip dengan mesin fotokopi, tapi tinta yang digunakan lebih ramah lingkungan dan memiliki master film seperti pada teknik sablon.
Demo eksplorasi cetak menggunakan foto thermal paper yang dibuat menjadi materi virtual, lalu dikomposisikan dengan mesin risografi, sempat diperlihatkan dalam pembukaan pameran ini.
Dalam pameran tersebut, para pengunjung juga bisa mengikuti sesi Bincang Seni sekaligus obrolan santai bersama para kurator dan ahli dari Hello Riso.
Ketua Program DKV New Media, Binus University, Budi Sriherlambang menuturkan, Hello Riso hadir untuk merespons maraknya penggunaan teknologi yang seolah mulai mendominasi dan berupaya mengajak orang-orang memikirkan kembali apakah kehidupan akan pindah sepenuhnya ke format digital.
“Teknologi cetak riso, selain operasionalnya yang hemat listrik, menggunakan material yang didesain untuk digunakan dalam jangka panjang dan tintanya pun memakai bahan organik yang ramah lingkungan,” kata Budi.
Pameran ini merupakan rangkaian dari program MAG (Media Art Globale) Festival, hasil kolaborasi CAP dan MBloc. Dalam program ini, mereka memberikan kesempatan pada seniman lintas media untuk memperkenalkan karyanya lewat DASS.
Sebelumnya, gelaran pameran juga DASS Phase 1.0 digelar di Mbloc, pada 9 April -9 Mei 2022. Pameran tersebut menghadirkan lebih dari 400 karya seni digital dari seniman dari 11 negara, yakni dari Indonesia, Malaysia, India, Ekuador, Azerbaijan, Nigeria, Spanyol, Amerika Serikat, Australia, Prancis, dan Ceko. (E04)