Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia. Secara persentase, jumlah perokok di negeri ini mencapai 65,7 juta atau sebanyak 33,8% penduduk. Itu berarti, Indonesia merupakan salah satu penyumbang terbesar sampah puntung rokok di dunia.
Oleh banyak orang, sampah puntung rokok hanya dilihat sebagai sampah belaka, barang yang tak bernilai. Namun, tahukah kamu? Ternyata sampah tersebut masih bisa diolah menjadi barang bermanfaat dan bernilai ekonomi!
Di Indonesia, Conture Concrete Lab sudah mulai melakukannya. Studio desain asal Bandung tersebut mengumpulkan sampah-sampah puntung rokok untuk diolah menjadi beragam produk perlengkapan rumah tangga dan material untuk membuat bahan konstruksi bangunan.
Inisiatif pemanfatan puntung rokok ini tercetus pada 2019, ketika Conture Concrete Lab tengah menjalankan proyek pengembangan bangunan untuk salah satu partner mereka, Yumaju Coffee.
Ketika itu, mereka menemukan banyak sampah puntung rokok di halaman Yumaju Coffee. Ide untuk mengumpulkan sampah tersebut, lalu memrosesnya menjadi salah satu material campuran untuk membuat beton muncul dari situ.
Menurut Febryan Tricahyo, desainer dari Conture Concrete Lab, keputusan untuk memanfaatkan sampah puntung rokok merupakan upaya mereka untuk menjadi desainer yang bertanggung jawab. Febryan merupakan salah satu peserta Altermatter, program kolaborasi antara makers dan desainer yang diadakan CAST Foundation bersama dengan British Council Indonesia, Playo dan Applied Arts Scotland.
Menurutnya, menjadi desainer yang bertanggung jawab berarti mereka tidak sekadar merancang sebuah produk, tapi juga ikut menyelesaikan masalah lingkungan pada ranah yang bisa mereka jangkau. Untuk mengoptimalkan upaya tersebut, saat ini mereka pun menerima filter rokok yang tidak lulus kontrol kualitas (rejected) untuk diolah menjadi campuran bahan untuk membuat beton.
Conture Concrete Lab memanfaatkan puntung rokok untuk menggantikan peran fiber yang biasanya digunakan sebagai bahan penguat beton. Tidak hanya itu, pemanfaatan puntung rokok untuk material beton ternyata bisa menghasilkan tekstur baru yang cantik.
Dalam pengembangan beton dari sampah puntung rokok, studio desain ini berkolaborasi dengan Parongpong Recycle and Waste Management. Kerja sama ini dilakukan karena awalnya Conture Concrete Lab mempertanyakan risiko dalam penggunaan sampah puntung rokok yang mungkin menyimpan bakteri dan virus.
Dari situ, Parongpong berhasil melakukan pengolahan puntung rokok yang lebih aman melalui mesin berbasis teknologi hydrotermal. Melalui pemrosesan dengan mesin tersebut, sampah puntung rokok diolah menjadi pulp atau bubur, yang ketika dikeringkan bisa menjadi fiber dengan karakter homogen.
Selanjutnya, fiber tersebut yang lantas dimanfaatkan oleh Conture Concrete Lab sebagai bahan campuran beton dengan karakteristik yang tampak lebih alami. Namun tidak hanya fiber, pengolahan memakai mesin hydrothermal juga menghasilkan cairan sisa tembakau yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida alami.
Saat ini, produk Conture Concrete Lab sudah tersedia di sejumlah toko di Bali dan Bandung, termasuk e-commerce lokal. Menurut Febryan, target pasar mereka adalah para arsitek dan orang-orang yang antusias terhadap desain.
Beberapa produk yang sudah dihasilkan studio ini mulai dari kursi dan bangku untuk kebutuhan luar ruangan, asbak, vas tanaman, pot, dok telepon, hingga ubin. Tidak hanya di Indonesia, produk studio ini juga sudah dikenal di luar negeri.
Sejumlah produk Conture Concrete Lab sempat dipamerkan di ajang Maison et Objet Paris pada 2019. Lalu pada 2021, produk mereka dipamerkan di ajang Merci-Beyond Bali di Paris.
Selain mengolah sampah puntung rokok, Conture Concrete Lab bersama dengan Parongpong juga mengembangkan furnitur yang berasal dari material daur ulang sampah masker sekali pakai. Limbah itu digunakan menggantikan pasir dalam material beton yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai barang. (E04)
Artikel ini merupakan bagian dari Seri Altermatter. Ketahui lebih lanjut tentang Project Altermatter.