Titik Temu
Buat yang Mau Awet Muda, Ini Inovasi Anti Penuaan “Made in Indonesia”
Editorial Cast | 07.21.2022

Inovasi produk perawatan kulit yang ramah lingkungan terus dibutuhkan untuk memenuhi permintaan yang makin tinggi. Apalagi, minat konsumen untuk menggunakan produk perawatan kulit kini tidak hanya berasal dari kalangan wanita, tapi juga pria. 

Salah satu produk perawatan kulit yang populer di kalangan konsumen adalah produk anti penuaan alias anti aging. Meningkatnya kesadaran konsumen untuk tetap menjaga kesehatan kulitnya agar tampil prima dan awet muda menjadi faktor mengapa produk ini begitu populer. 

Menariknya, tren ini terjadi secara global. Berdasarkan laporan Grand View Research, pasar produk anti aging global mencapai USD40,49 miliar di 2020 dan diprediksi akan meningkat sekitar 5,4% dari tahun 2021 hingga 2028. 

Dengan potensi permintaan yang begitu besar, inovasi di bidang produk anti penuaan pun terus berkembang. Penelitian dan pengembangan inovasinya tak hanya dilakukan oleh perusahaan besar dan ilmuwan, tapi juga oleh kalangan pelajar dan mahasiswa, termasuk di  Tanah Air.

Berikut inovasi anti penuaan yang dikembangkan oleh para mahasiswa Indonesia, yang  juga memanfaatkan bahan-bahan alami asal Indonesia.

Beauty spray dari biji labu kuning

Empat mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga pada 2018 mengembangkan beauty spray dari ekstrak biji labu kuning. Produk anti penuaan ini berhasil meraih special award dan medali perak dalam kompetisi World Young Inventors Exhibition Competition di Kuala Lumpur, Malaysia. 

Menurut salah satu anggota Agustina Lia Fitriani, mereka terinspirasi menciptakan produk ini dari kesibukan manusia modern. Dengan kesibukan dan rutinitas pekerjaan yang sangat padat, banyak orang tak punya waktu untuk melakukan perawatan wajah. 

Karena itu, mereka mengembangkan produk perawatan kulit dan wajah yang praktis dan mudah dibawa ke mana saja. Harganya pun terjangkau karena memanfaatkan bahan yang murah dan mudah didapat, yakni biji labu kuning. 

Biji labu kuning disebut memiliki kandungan setara biji bunga matahari yang kaya akan vitamin E, karotenoid, tokoferol antioksidan, dan anti aging essence. Kandungan itu bisa membantu meregenerasi kulit mati, sehingga sangat baik untuk produk anti penuaan. 

Facial wash dari biji dan kulit kayu nangka

Tahun lalu, lima mahasiswa Fakultas Farmasi dari Universitas Airlangga mengembangkan skin care alami dari ekstrak biji dan kulit kayu nangka. Inovasi ini berhasil membuat mereka mendapatkan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-K) Kemendikbud-Ristek tahun 2021. 

Menurut Ketua tim Bulan Rhea Kaulika Hadinar Putri, inovasi ini terinspirasi dari produk PKM yang sebelumnya mereka kembangkan, yakni Djengkolic, produk perawatan kulit berbahan dasar jengkol. 

Mereka kemudian mencari alternatif bahan lokal lain yang masih jarang dimanfaatkan untuk produk skin care, dan dipilihlah ekstrak biji dan kulit kayu nangka sebagai bahan utama.  

Bahan-bahan ini memiliki kandungan saponin yang berfungsi mencegah penunaan dini dan mampu mengecilkan pori-pori wajah, serta menghaluskan kulit. Lalu, bahan itu juga mengandung tanin yang sebagai antioksidan dan antibakteri, ditambah flavonoid dan vitamin C untuk membantu mencerahkan kulit. 

Kedua bahan itu, biji dan kulit kayu nangka, lantas diolah menjadi produk perawatan wajah 2-in-1, yakni facial wash dan facial exfoliating dengan nama Nawash.

Produk perawatan kulit dari lendir bekicot

Selain memanfaatkan bahan nabati, ada pula kelompok yang menggunakan bahan hewani, seperti yang dilakukan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2016. Tim yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi ini mengembangkan produk kosmetik yang berbasis lendir bekicot. 

Mereka mengembangkan penelitian yang diberi nama SALSA: Snail Slime for Anti-Aging. Sesuai namanya, SALSA dikembangkan untuk mengeksplorasi lendir bekicot Achatina fulica untuk menghambat proses penuaan dan degradasi kolagen kulit lewat penghambatan ekspresi MMP-1. 

Bekicot Achatina fulica dipilih karena hewan tersebut merupakan hama perusak tanaman di kebun yang sulit dikurangi. Karenanya, penelitian ini diharapkan tidak hanya dimanfaatkan untuk produk anti penuaan, tapi juga bisa mengurangi hama bekicot.

Body lotion dari ubi jalar 

Selain itu, masih ada lagi inovasi produk perawatan dan kecantikan kulit “made in Indonesia”. Lima mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) juga menciptakan body lotion berbahan dasar ubi jalar. Mereka menuturkan, inovasi ini berawal dari ide melimpahnya kuantitas panen ubi jalar di Indonesia, yang belum optimal dalam pengolahannya. 

Padahal, kandungan senyawa dalam ubi jalar sangat baik untuk kesehatan. Ubi jalar mengandung senyawa beta karoten dan total antioksidan yang tinggi dan bermanfaat untuk kulit. Salah satunya untuk mencegah penuaan dini maupun kerusakan kulit. 

Inovasi yang diperkenalkan mahasiswa UNNES ini hadir dengan merek dagang Ayu Body Lotion. Diharapkan, produk ini tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi ubi jalar, tapi sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. (E04)