Teknologi luar angkasa memiliki sejarah yang panjang. Seiring kemajuan zaman, teknologi ini pun semakin berkembang dan menggaet lebih banyak orang yang menyukai dunia antariksa untuk berkontribusi.
Dalam webinar Antarexxa World Space Week 2021 Space Technology: Stanford SSI, pendiri Antarexxa Anna Cammaro mengundang tiga mahasiswi Stanford University yang tergabung dalam Stanford Student Space Initiative (SSI), untuk menceritakan bermacam proyek mengesankan yang mereka kerjakan.
Stanford SSI adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang ingin berkontribusi di industri luar angkasa. Sejak 2013, mereka telah memecahkan lima rekor dunia untuk ketinggian penerbangan balon high altitude, meluncurkan beberapa satelit ke orbit, mengembangkan teknik sintesis DNA berkemampuan luar angkasa yang unik, mengirim delegasi untuk melobi PBB, memenangkan dua penghargaan internasional di bidang roket, hingga menginspirasi banyak orang untuk mengejar impian mereka di bidang antariksa.
Tiga mahasiswi tersebut, Kylie Holland yang mengurusi tentang Mars dan kebijakan terkait luar angkasa, TaNia Donatto yang mengembangkan balon high altitude dan satelit, serta Rahma Ali yang jago di bidang roket dan peluncuran luar angkasa, berbagi pengalaman tentang peran mereka.
Salah satu hal menarik yang mereka kemukakan, yaitu ketika ditanya, apakah orang-orang yang tertarik di bidang antariksa harus memiliki latar belakang yang sama persis seperti ketiganya untuk bisa ikut berkontribusi.
“Hampir semua gelar teknik dapat diterapkan atau gelar di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) apapun dapat diterapkan untuk bidang luar angkasa,” kata Kylie.
Dia mencontohkan, seseorang di bidang fisika bisa melakukan pemodelan, ilmu material bisa digunakan untuk mengembangkan balon dan satelit seperti yang dilakukan TaNia, dan orang-orang yang bergelut di bidang mekanik bisa berkontribusi melakukan pekerjaan teknik kedirgantaraan.
“Apa pun yang ingin kalian lakukan di bidang STEM dapat diterapkan ke luar angkasa. Kalaupun kalian tidak tertarik pada STEM, hampir semua ilmu lain dapat diterapkan,” sebut Kylie.
Kylie mengatakan, orang-orang yang tidak berasal dari bidang STEM pun, bisa berkontribusi untuk bidang luar angkasa. Misalnya, mereka bisa berperan pada kebijakan luar angkasa seperti yang dilakukannya, bisnis di industri luar angkasa, dan masih banyak lagi.
“Ada peran untuk semua orang, tidak peduli latar belakang kalian. Selama kalian mengumpulkan pengalaman di luar angkasa dan mencari cara untuk menerapkan bakat kalian ke industri luar angkasa, kalian punya peran,” sebutnya.
Rekannya, TaNia, sepakat dengan apa yang disampaikan Kylie. Dia mengalami sendiri hal tersebut di timnya yang mengembangkan balon dan satelit.
“Jangan takut untuk mencoba sesuatu yang berbeda jika kalian tertarik. Kami benar-benar menekankan kepada semua tim kami, bahwa kalian tidak harus dari jurusan teknik elektro untuk bisa melakukan pekerjaan avionik,” ujarnya.
Dia menambahkan, sebagai penyuka seni, menurutnya latar belakang itu juga sangat berguna diterapkan dalam bidang apapun, termasuk bidang keantariksaan.
“Saya sebenarnya orangnya nyeni, jadi saya sangat suka menggabungkan seni seperti pada STEM. Jadi, bahkan jika kalian tidak tertarik pada STEM dan hanya suka pada kedirgantaraan dan cenderung memiliki latar belakang seni atau kreatif, justru kami juga membutuhkan orang-orang seperti itu,” kata TaNia.
Menurutnya setiap bidang, termasuk kedirgantaraan membutuhkan peran semacam “jurnalis”, orang-orang yang suka mengkomunikasikan sains melalui seni, dan mengkomunikasikan sains dan kedirgantaraan melalui media lain yang disukai dan mudah diterima orang.
“Saya berada di persimpangan antara sains dan teknik. Tapi sama seperti apa pun yang kalian minati, tak harus berasal dari bidang teknik atau hal-hal kedirgantaraan seperti itu. Masih ada tempat untuk kalian di bidang luar angkasa,” TaNia menyemangati.
Antarexxa sendiri adalah startup asal Indonesia yang berbasis di Bali, yang punya tujuan mengkolaborasikan berbagai pihak yang memiliki minat terhadap antariksa untuk memajukan industri ini di Indonesia.
Melalui berbagai kegiatan yang mereka lakukan, salah satunya webinar tentang keantariksaan, Antarexxa ingin menyebarkan kesadaran, edukasi, serta meningkatkan pengertian dan wawasan tentang keantariksaan ke publik di Indonesia.
Pendiri Antarexxa Anna Cammaro menyebutkan, Antarexxa lebih jauh diharapkan mampu membantu mengidentifikasi dan mengintegrasikan talenta di bidang antariksa di Indonesia untuk menginspirasi di skala global.
Mereka juga ingin ikut serta membangun jejaring di antara stakeholder, termasuk komunitas, di dalam negeri dengan pihak-pihak terkait di luar negeri. (E03)