Titik Temu
Begini Prediksi Masa Depan Industri Otomotif Dunia
Editorial Cast | 09.26.2022

Dalam beberapa tahun terakhir, ada banyak perubahan yang terjadi di industri otomotif. Kondisi ini tidak lepas dari banyak faktor, seperti perkembangan teknologi, perubahan kebiasaan konsumen, hingga disrupsi global. 

Pandemi yang terjadi turut mendorong perubahan dan membuat para pelaku industri otomotif ikut menghadapi sejumlah tantangan. Di antaranya, rantai pasokan komponen yang terhambat, proses manufaktur yang sulit dilanjutkan, penutupan kanal penjualan, hingga mobilitas manusia yang sempat menurun drastis. 

Meski pandemi memberi efek kejut pada industri otomotif, sejumlah pelaku sudah bersiap untuk menghadapi persoalan ini karena kondisi serupa sempat mereka alami ketika krisis ekonomi pada 2008-2009. Ketika tantangan ini terjadi lagi, mereka sudah lebih siap, terutama dalam mengantisipasi persoalan rantai pasokan. 

Adaptif dan disruptif

Meski lebih siap, bukan berarti industri otomotif lantas menjadi santai. Para pelaku industri otomotif tetap perlu beradaptasi dan melakukan disrupsi, terutama dalam memanfaatkan teknologi terkini. 

Ada beberapa tren otomotif yang menurut para ahli harus diperhatikan oleh para pelaku industri, seperti kehadiran connected car (mobil yang selalu terhubung), penggunaan sensor, model bisnis baru, hingga pemanfaatan tenaga listrik. 

Pola pikir inovatif tetap menjadi kunci para pelaku industri untuk mengembangkan bisnis mereka. Terlebih, inovasi masa depan di dunia otomotif akan benar-benar berbeda, dan digerakkan oleh teknologi berbasis peranti lunak–bukan lagi soal keunggulan spesifikasi. 

Tren shared mobility

Penasaran seperti apa masa depan industri otomotif? Menurut prediksi McKinsey & Company, ada beberapa tren yang akan terjadi pada industri otomotif di masa depan. Di antaranya adalah makin banyaknya permintaan yang didorong oleh layanan shared mobility, seperti layanan ride hailing, serta layanan berbasis data.

Peningkatan solusi berbasis data dan software akan mengakibatkan siklus hidup kendaraan yang lebih pendek. Pasalnya, konsumen akan berupaya untuk terus memperbarui kendaraannya, termasuk pada kendaraan bekas. 

Tren shared mobility turut mempengaruhi tren penjualan kendaraan. Meski demikian, tidak akan langsung membuat penjualan unit kendaraan melambat. Secara keseluruhan, penjualan mobil global akan terus tumbuh, tetapi tingkat pertumbuhan tahunannya diperkirakan akan turun dari 3,6 persen selama lima tahun terakhir menjadi sekitar 2 persen pada 2030.

Diprediksi, satu dari sepuluh mobil yang dijual pada 2030 akan digunakan menjadi kendaraan ride hailing, dan memunculkan pasar untuk solusi mobilitas yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. 

City car dan kendaraan otonom diminati

Yang menarik lagi, kebutuhan akan city car atau kendaraan dalam kota akan meningkat. Bahkan, kendaraan ini berpotensi menggantikan kendaraan atau mobil yang biasa digunakan orang untuk bepergian jarak jauh. 

Prediksi lainnya adalah penjualan kendaraan otonom akan semakin tinggi di masa depan. Diperkirakan, apabila persoalan teknologi dan regulasi rampung, sebanyak 15 persen mobil baru yang terjual pada 2030 merupakan mobil otonom. 

Selain kendaraan otonom, kendaraan listrik juga diprediksi kian populer di masa depan. Dengan adopsi yang semakin tinggi, pangsa pasar kendaraan listrik pada 2030 akan mencapai 10 persen hingga 50 persen. (E04)