Titik Temu
Bagaimana Teknologi Mengubah Dunia 5 Tahun Mendatang?
Editorial Cast | 08.12.2022

Inovasi amat penting bagi kesejahteraan masyarakat di masa depan dan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua bidang tersebut merupakan prioritas utama World Economic Forum (WEF). Untuk mendukung kedua pilar tersebut, WEF meluncurkan Technology Pioneer pada tahun 2000.

Technology Pioneer merupakan sebuah komunitas yang terdiri dari startup hingga perusahaan besar dari seluruh dunia yang terlibat dalam desain, pengembangan, serta penerapan teknologi dan inovasi baru, yang siap memberikan dampak signifikan pada bisnis dan masyarakat.

Perlu diketahui, setiap tahun WEF memilih perusahaan baru yang dianggap inovatif serta potensial, dan memasukkan mereka ke dalam inisiatif, kegiatan, dan acara WEF.

Pada Technology Pioneer 2022, startup dan perusahaan terpilih berbagi tentang bagaimana teknologi akan mengubah dunia dalam lima tahun ke depan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.

1. Akses kredit lewat internet 

Adanya ledakan penetrasi internet di seluruh dunia yang disertai dengan menjamurnya pasar atau platform tenaga kerja digital, turut berdampak pada kemudahan akses kredit bagi mereka yang tidak terjangkau layanan perbankan tradisional.

Menurut Madhav Krishna, Pendiri dan CEO Vahan, pergeseran ini juga memiliki konsekuensi yang lebih besar bagi pekerja berketerampilan rendah alias kerah biru yang biasanya mencakup lebih dari 80% angkatan kerja di negara berkembang.

“Platform internet dalam e-commerce, pengiriman makanan, berbagi perjalanan, logistik, dan sebagainya memiliki hambatan masuk yang rendah dan menciptakan banyak peluang penghasilan di negara-negara di mana tidak ada cukup pekerjaan untuk populasi berketerampilan rendah,” ujarnya. 

Karena itu pula, pasar tenaga kerja digital akan menanamkan layanan keuangan ke dalam produk mereka yang akan membuat kredit dapat diakses oleh banyak orang yang diabaikan oleh lembaga keuangan tradisional. 

2. Transisi ke energi bersih 

Thomas Folker, Co-Founder dan CEO Leap, menyebutkan salah satu tantangan mendesak yang ada di jalan menuju masa depan energi bersih adalah fleksibilitas jaringan, dan kebutuhan akan interaksi yang lebih dinamis antara pasokan dan permintaan energi. 

“Karena kita memasukkan lebih banyak sumber energi terbarukan yang berselang-seling seperti angin dan Matahari ke dalam campuran daya, beban fleksibel akan menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa jaringan listrik selalu dapat memenuhi permintaan,” ujarnya. 

Membuka kunci masa depan yang jauh lebih digital, terdekarbonisasi, dan hemat sumber daya pada tahun 2025 akan dimungkinkan oleh solusi perangkat lunak yang mendukung teknologi energi pintar. Di antaranya, solusi untuk pengisi daya kendaraan listrik dan pompa panas, dan solusi untuk merespons kebutuhan jaringan listrik ketika dibutuhkan. 

3. Banyak orang beralih ke makanan bergizi 

Makanan bergizi dan lezat biasanya tersedia untuk orang kaya. Padahal, kaum menengah ke bawah pun memerlukannya. Selalu ada jurang pemisah untuk ketersediaan asupan makanan bergizi dan lezat bagi si kaya dan si miskin. 

Edwin O. Rogers, CEO dan Co-Founder Bonumose memberikan kabar baik terkait isu ini. Berkat metode pemrosesan baru untuk alternatif gula atau garam yang sehat, tercipta makanan yang baik yang dapat diakses oleh semua orang. Ia mengatakan, orang akan lebih banyak mengkonsumsi makanan bergizi, karena biaya dan rasa makanan sehat akan setara dengan makanan yang kurang sehat. 

Pada akhirnya, hal ini akan berdampak pada biaya perawatan kesehatan terkait asupan gizi secara global, dan akan memiliki efek deflasi pada harga pangan. 

4. Mata uang digital merevolusi sistem keuangan  

Salah satu bentuk disrupsi teknologi terbesar dalam 3-5 tahun ke depan adalah munculnya versi digital dari mata uang fiat suatu negara, yang akan dikeluarkan langsung oleh otoritas moneter atau bank sentral suatu negara.

Inga Mullins, Pendiri dan CEO Fluency menyebutkan, hal ini akibat kehadiran central bank digital currency (CBDC). Didukung dengan teknologi blockchain, CBDC berpotensi untuk merevolusi sistem keuangan dan membuka jalan untuk meningkatkan inklusi keuangan, serta meningkatkan taraf kehidupan miliaran orang di seluruh dunia dengan menyediakan akses ke layanan keuangan yang murah dan terjangkau. 

Platform pembayaran inovatif di masa depan akan menyediakan jalan untuk membangun CBDC dan menjembataninya bersama ke jaringan pembayaran yang ada, termasuk perbankan tradisional dan keuangan alternatif.

5. Bangunan pintar mendukung kesehatan manusia 

Menurut Francois Amman, Co-Presiden dan Co-Founder Akila, bangunan di masa depan akan dibangun untuk mendukung kesehatan dan kenyamanan manusia yang tinggal di dalamnya. 

Untuk diketahui, 90% kehidupan manusia dihabiskan di dalam ruangan dan 50% emisi karbon dihasilkan oleh bangunan, sehingga dampaknya sangat besar. Saat ini, kita sudah melihat mulai banyak bangunan dirancang sebagai bangunan hijau (green building) dan cerdas, dilengkapi dengan beragam sensor dan titik kontrol. Dampaknya, lebih ramah lingkungan dan hemat biaya. 

“Bangunan pintar yang terhubung dengan benar dapat bereaksi terhadap dinamika seperti status peralatan, hunian ruang, cuaca, dan lainnya, menggunakan AI (artificial intelligence atau kecerdasan buatan) untuk mengoptimalkan dampak terbaik,” kata Amman. Sebagian besar sistem bangunan saat ini masih dikontrol secara manual. Tapi di tahun-tahun mendatang, kita akan melihat bagaimana bangunan dapat  merespons dan menyesuaikan secara dinamis kebutuhan manusia yang tinggal atau berada di dalamnya, sekaligus meminimalkan emisi karbon dan mengoptimalkan kenyamanan. (E03)