Titik Temu
Atasi Tantangan Global, HEAL Fisheries Dorong Budidaya Ikan Gabus di Lahan Gambut
Editorial Cast | 07.05.2022

Gambut merupakan salah satu harta karun global yang memiliki banyak fungsi. Mulai dari penyerap karbon, pengelola air, pelestari satwa liar, termasuk menjadi warisan arkeologi dan budaya. 

Namun untuk bisa mengoptimalkan beragam fungsi tersebut, lahan gambut harus selalu basah. Padahal di Indonesia, lahan gambut tidak bisa selalu basah. Bahkan, ketika terjadi kekeringan, lahan gambut kerap berpotensi menyumbang kabut asap di Indonesia. 

Seperti yang sempat terjadi pada 2015. Ketika itu, kebakaran lahan gambut di Kabupatan Siak, Riau menjadi salah satu yang berkontribusi besar pada kabut asap di Indonesia. Dari situ, para pemangku kepentingan di Siak berupaya mencari solusi mengatasi masalah tersebut. 

Setelah melakukan berbagai upaya, para pemangku kepentingan lantas menemukan bahwa budidaya ikan gabus di rawa-rawa gambut bisa menjadi solusi untuk permasalahan ini. Selain bisa menjaga lahan gambut tetap basah, olahan ikan gabus bisa ikut mendorong ekonomi masyarakat sekitar. 

Kelahiran HEAL Fisheries

Munculnya ide budidaya ikan gabus di rawa gambut mendorong lahirnya PT Alam Siak Lestari (ASL) sebagai perusahaan yang fokus melakukan riset dan pengembangan produk. ASL merupakan perusahaan yang sahamnya dipegang oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dari Desa Buantan Besar dan Desa Dayun di Siak. 

ASL lantas mengembangkan sebuah solusi untuk menjaga lahan gambut dengan industri bernilai tambah ramah gambut. Solusi tersebut diberi nama HEAL (Healthy Ecosystem and Alternative Livelihood) Fisheries. 

Lewat solusi HEAL Fisheries, ASL mengembangkan teknologi untuk pengembangbiakan dan produksi ikan gabus di kawasan gambut. Hasil ternak ikan gabus tersebut diolah untuk mendapatkan produk akhir, yaitu albumin. 

Albumin merupakan protein dalam ikan yang memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan, mulai dari percepatan regenerasi sel hingga penyembuhan luka. Selain mendorong produksi albumin, HEAL Fisheries juga membantu para masyarakat sekitar untuk mengoptimalkan kualitas ikan gabus yang dihasilkan, termasuk albumin yang dikandungnya. 

Ekonomi rakyat

Tidak hanya mendukung upaya menjaga lingkungan, budidaya ikan gabus di rawa gambut juga turut mendorong penghasilan masyarakat setempat yang terlibat. Bahkan dari perhitungan, budidaya ikan gabus memiliki potensi penghasilan yang lebih baik dibandingkan saat mereka menjadi petani sawit. 

Sebagai contoh, 1 kilogram (kg) ikan gabus dijual seharga Rp45.000 dan 1 kg gabus dapat menghasilkan 10 gram ekstrak albumin yang dapat dijual hingga Rp70.000. Dari situ, terlihat ada potensi nilai tambah yang bisa dirasakan masyarakat hingga 56%

Produksi albumin ini diprioritaskan untuk memasok kebutuhan lokal, seperti RSUD dan apotek di Kabupaten Siak. Selain albumin, bagian ikan gabus yang lainnya juga dapat dimanfaatkan secara optimal. Dagingnya bisa diproduksi menjadi tepung ikan, dan sisanya dijadikan pupuk cair. Pemanfaatan secara optimal ini secara tidak langsung ikut menghasilkan produksi bebas limbah. 

Finalis MIT Solve Challenge

HEAL Fisheries yang dikembangkan ASL menjadi finalis pada MIT Solve Challenge 2021 (MIT Solve) yang diselenggarakan Massachusetts Institute of Technology (MIT) untuk tema Resilient Ecosystems

HEAL Fisheries menjadi satu-satunya solusi asal Indonesia yang masuk dalam daftar MIT Solve tahun lalu. Solusi ini berhasil masuk menjadi salah satu dari 88 finalis dari 1.800 pendaftar dari 128 negara. 

Untuk diketahui, MIT Solve merupakan kompetisi internasional tahunan untuk mencari organisasi/perusahaan berbasis teknologi terbaik di dunia untuk memberikan solusi pada tantangan global. Lewat program ini, MIT juga menghubungkan para inovator dengan jaringan mitra lain, termasuk investor. 

“Kami melihat ini sebagai kesempatan untuk bisa terhubung dengan lebih jaringan di bawah MIT Solve, termasuk mendapatkan pendanaan yang dibutuhkan dalam pengembangan kami,” tutur Interim Chief of Partnership ALS, Gita Syahrani

Dengan capaian yang diperoleh HEAL Fisheries, Gita menuturkan, pihaknya memiliki rencana untuk mereplikasinya ke lebih banyak wilayah lain di Indonesia. Diharapkan, solusi ini tidak hanya mendukung perekonomian lokal wilayah tersebut, tapi juga melindungi ekosistem gambut yang ada di sana. (E04)