Titik Temu
Anna Cammaro, Perkenalkan Luar Angkasa Lewat Antarexxa 
Editorial Cast | 01.12.2022

Berangkat dari kegelisahan akan minimnya perhatian terhadap industri antariksa nasional, Anna Cammaro menginisiasi berdirinya Antarexxa. Lewat Antarexxa, dia mencoba membuka mata kita bahwa industri luar angkasa tak cuma soal satelit dan roket. 

“Melalui edukasi, Antarexxa ingin memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa ke depannya akan bermunculan prospek pekerjaan baru yang berkaitan dengan luar angkasa dan juga potensi space economy,” kata Anna dalam wawancara dengan CAST beberapa waktu lalu. 

Disebutkan oleh Anna, kehadiran space economy juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bisa lebih inovatif dalam kegiatan produksi. Antarexxa pun ingin mengarahkan peluang pekerjaan yang sesuai dengan kondisi negara maupun ketersediaan yang ada di masyarakat. 

“Indonesia memiliki kapabilitas produksi maupun kuantitas SDM (sumber daya manusia) yang besar, namun sayangnya kualitas dari kedua hal tersebut juga masih sering kalah saing dengan negara lain,” kata Anna. 

“Sedihnya lagi, Indonesia adalah salah satu leader space initiative di region ini. Indonesia merupakan negara ketiga yang meluncurkan geostationary satellite setelah AS dan Kanada, dan menjadi negara pertama yang memiliki observatoriun di South East Asia. Namun, progress Indonesia belum banyak berkembang di bidang ini,” sebut perempuan yang bermukim di Bali ini. 

Persiapan terjun di bidang antariksa 

Menurut Anna, ada beberapa hal utama yang dibutuhkan untuk menyiapkan diri terjun di bidang antariksa. SDM Indonesia harus meningkatkan minat maupun kesiapan untuk mempelajari skill coding ataupun programming.

Mereka juga akan diminta mempelajari geosciences (GIS, Geospatial, dan lainnya), dan mungkin ke depannya juga akan diperlukan untuk mempelajari artificial intelligence (AI) dan prediksi tren, serta pembagian spesialisasi yang menyesuaikan dengan setiap fungsi yang dibutuhkan dalam memahami operasi satelit. 

“Akan lebih beneficial apabila setiap individu memiliki latar belakang berbeda-beda, namun tetap dapat menyatu dalam bidang ini, sehingga akan lebih terdisipliner dan holistik, serta dapat melihat dari perspektif yang berbeda,” ujarnya. 

Ini tentunya kabar baik bagi kalian yang tertarik dengan bidang antariksa. Industri luar angkasa tak hanya mencakup ruang lingkup STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), tetapi mencakup seni di dalamnya menjadi STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics). 

Dikatakan Anna, sebuah inisiatif yang menggerakkan kepentingan edukasi antariksa sebagai prospek industri untuk Indonesia, yang melibatkan seni, budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi, menjadi sangat penting bagi dunia antariksa. 

“Karena melihat berbagai kreativitas akan model lingkungan manusia nantinya di Bulan, Mars, ataupun di ruang angkasa. Local wisdom juga dapat disisipkan dari segi filsafat, dalam berbagai peraturan untuk kehidupan nantinya di luar sana,” ujarnya. 

Potensi ekonomi hijau 

Dengan berbagai dorongan dari masyarakat dunia terhadap isu keberlanjutan, industri pun bergerak ke arah ekonomi hijau, tak terkecuali industri luar angkasa. 

Anna menyebutkan, saat ini sudah ada sejumlah perusahaan yang berfokus dalam bidang tersebut. Karenanya, industri luar angkasa punya potensi mendorong ekonomi hijau dan secara umum memang memungkinkan dilakukan. 

“Misalkan untuk proses produksi dilakukan di orbit dan hanya berfokus dalam assembling bahan yang sudah disediakan dari Bumi atau Bulan. Meskipun pada akhirnya, ‘program keberlanjutan’ secara total di luar angkasa tentunya masih dalam proses yang sangat panjang,” ujarnya.  

Kelebihan utama dari luar angkasa menurut Anna adalah tidak adanya gravitasi seperti di Bumi. Hal tersebut membawa dampak signifikan terhadap sifat dari berbagai zat maupun hasil eksperimen, di mana telah terdapat bukti bahwa sejumlah hasil penelitian baru dapat dihasilkan lebih baik di luar angkasa dibandingkan di Bumi. 

“Dan nyatanya, terdapat beberapa perusahaan yang sudah berencana melakukan aktivitas produksi maupun eksperimen mereka di orbit,” sebutnya. 

Dengan kehadiran Antarexxa, Anna berharap agar masyarakat bisa lebih terpapar oleh informasi-informasi semacam ini, sehingga mereka bisa lebih banyak tahu tentang industri luar angkasa di seluruh tingkatan. 

Lebih jauh lagi, Antarexxa diharapkan mampu membantu mengidentifikasi dan mengintegrasikan talenta di bidang antariksa di Indonesia untuk menginspirasi di skala global. (E03)