Sejak dulu, kita sering mendengar bahwa air adalah sumber kehidupan. Karenanya, krisis air bersih tentunya memberi pengaruh besar bagi setiap makhluk hidup di Bumi. Jangan sampai kita mengalami kelangkaan air.
Kelangkaan air terjadi di setiap benua dan sekitar 2,8 miliar orang di seluruh dunia terdampak masalah ini, setidaknya selama kurun waktu satu bulan dalam satu tahun. Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab krisis air bersih, mulai dari polusi air, sistem pertanian, meningkatnya populasi, kekeringan, hingga perubahan iklim.
Seperti sudah disebutkan di awal, krisis air bersih tentunya memberikan dampak yang serius bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Beberapa dampak yang dapat terjadi jika terjadi kelangkaan air di antaranya:
1. Kelaparan merajalela
Diperkirakan bahwa pemanfaatan global air untuk irigasi dan pertanian mencapai 70%, dan sisanya digunakan untuk keperluan domestik. Jika air mengalami kelangkaan, aktivitas bercocok tanam oleh para petani akan terhambat dan memberi dampak besar bagi kebutuhan pokok hidup manusia sehari-hari.
Dampak lainnya, hewan akan mati, karena pasokan makanan terhenti. Hal tersebut berpengaruh pula pada persediaan pasokan daging. Singkatnya, krisis air bersih menyebabkan kelaparan secara massal bagi manusia dan hewan yang hidup di daerah tersebut.
2. Standar kehidupan menurun
Untuk mempertahankan operasional, sekolah, restoran, rumah sakit, hotel, dan berbagai bisnis lainnya, kita membutuhkan air bersih agar kebersihan dan kesehatan terjaga. Jika hal tersebut terganggu, tentu memberi dampak kerugian ekonomi yang sangat besar.
Proses manufaktur dan industri, kegiatan pertambangan, dan bisnis komersial semuanya membutuhkan air dalam jumlah besar untuk berkembang. Kegiatan ekonomi yang tersendat karena krisis air, berarti tingkat kemiskinan akan berpotensi naik lebih tinggi.
3. Lahan basah menghilang
Lebih dari separuh lahan basah di Bumi telah hilang sejak tahun 1990, dan sebagian besar disebabkan oleh persediaan air yang langka. Lahan basah telah menjadi kering sehingga kehilangan kemampuan alami untuk menahan air.
4. Kerusakan ekosistem
Ketika krisis air terjadi, hal yang paling mengerikan adalah lingkungan menjadi tandus, manusia kehilangan tumbuhan, dan kematian terjadi pada satwa liar maupun hewan peliharaan. Alhasil, bencana ekologi menyebabkan kekurangan makanan dan kualitas hidup yang buruk.
5. Penyakit bermunculan
Kelangkaan air dapat berdampak serius pada kesehatan. Berbagai penyakit bermunculan, mulai dari penyakit kulit, infeksi pencernaan, kolera, hepatitis, dan berbagai penyakit lainnya. Pada sejumlah kasus, orang-orang yang tertimpa masalah tersebut terjangkit penyakit serius hingga menyebabkan kematian.
Konservasi air menjadi praktik penting di setiap bagian dunia, bahkan di daerah yang akses airnya tampak berkecukupan. Ini adalah pendekatan yang paling praktis dan ramah lingkungan untuk mengurangi kebutuhan kita akan air.
Beberapa orang ada yang tergerak melakukan konservasi air untuk kepentingan orang banyak. Di Indonesia, contohnya adalah konservasi air yang dilakukan di daerah aliran sungai (DAS) Rejoso.
Terletak di Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur, DAS Rejoso menghadapi berbagai persoalan. Studi sebelumnya mengungkapkan bahwa penurunan luas tutupan hutan dan perubahan penggunaan lahan di daerah hulu dan tengah telah menyebabkan penurunan laju infiltrasi. Selanjutnya, praktik pertanian yang tidak berkelanjutan di sana juga menyebabkan degradasi tanah dan pencemaran air.
Di satu sisi yang terletak di Rejoso, terdapat salah satu mata air terbesar di Indonesia yaitu Mata Air Umbulan. Mata air ini merupakan bagian dari rencana strategis Indonesia untuk memenuhi kebutuhan air di 5 kabupaten/kota: Gresik, Sidoarjo, Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan dan Surabaya.
Sayangnya, debit Mata Air Umbulan mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Parahnya lagi, ditemukan air buangan dari mata air yang mengalir tanpa henti di seluruh DAS Rejoso yang dibor oleh masyarakat setempat untuk keperluan pribadi.
Semua permasalahan tersebut kemudian memotivasi produsen air minum kemasan Danone-AQUA untuk memulai upaya konservasi di DAS Rejoso dengan menjalankan program yang disebut “Rejoso Kita”.
Upaya konservasi dilakukan mulai dari menanam pohon, membangun sumur resapan, kolam air, biopori, lubang sedimen, bendungan kecil dan sistem pemanenan air hujan. Pihak Danone-AQUA menyebut manfaat dari langkah-langkah tersebut tidak terbatas pada resapan dan konservasi air, tetapi juga membawa dampak berkelanjutan bagi masyarakat setempat.
Hemat air. Ungkapan yang sangat umum ini, meski mungkin terdengar klise, memiliki makna yang sangat dalam. Menghemat air adalah hal termudah yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi menyelamatkan Bumi dari kelangkaan air bersih. Setidaknya ada lima hal yang dapat kalian mulai lakukan untuk menghemat air.
1. Matikan air saat menyikat gigi. Pastikan untuk mematikan air atau keran saat menyikat gigi. Kebiasaan ini menghemat tiga galon air setiap hari.
2. Jangan mengalirkan air saat mencuci piring. Isi wastafel atau ember dengan air sabun untuk mencuci piring ketimbang mencucinya di bawah air mengalir. Ini menghemat 200 hingga 500 galon setiap bulan.
3. Matikan sistem sprinkler saat hujan. Matikan alat penyiram otomatis saat hujan. Tidak perlu menggunakan air ekstra ini, hindari juga menyiram rumput pada hari-hari dingin karena ada penguapan yang berlebihan. Hal ini dapat membuang hingga 300 galon dalam sekali penyiraman.
4. Matikan air saat keramas. Saat keramas, matikan air. Hanya nyalakan air ketika akan membilas rambut untuk membersihkannya dari sampo. Cara ini dapat menghemat hingga 150 galon air setiap bulan.
5. Gunakan mesin cuci hanya saat penuh. Hindari menggunakan mesin cuci jika cucian hanya beberapa helai pakai. Mencuci sekaligus dengan kapasitas penuh bisa menghemat hingga 1.000 galon air per bulan. Jika memang terpaksa menyalakan mesin cuci sementara pakaiannya masih sedikit, atur mesin cuci ke beban ukuran yang sesuai kebutuhan.
Mudah bukan? Ingat, langkah kecil yang kita lakukan, jika dilakukan rutin bisa berdampak besar pada lingkungan. (E03)