Titik Temu
5 Ilmuwan Indonesia yang Dapat Pengakuan Dunia (1)
cast | 10.15.2021

Indonesia harus diakui memiliki sosok-sosok hebat yang berprestasi, termasuk dalam bidang ilmu dan teknologi. Meski kadang tidak disadari, banyak sosok ilmuwan Indonesia yang sebenarnya berperan dalam inovasi di banyak bidang.

Inovasi yang dikembangkan pun tidak sedikit telah memperoleh pengakuan dunia. Hal ini membuktikan ilmuwan Tanah Air bisa bersaing dan ikut berperan dalam pengembangan ilmu termasuk teknologi di dunia. 

Tidak hanya soal inovasi, para ilmuwan ini juga bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk berani mengembangkan diri dan kemampuannya. Untuk mengetahui sosok ilmuwan Indonesia yang kiprahnya diakui dunia, berikut ini kami himpun beberapa di antaranya. 

1. B.J Habibie 

Sosok Bacharuddin Jusuf Habibie bisa dikatakan salah satu sosok ilmuwan Inodnesia yang paling dikenal di dunia. Ia diketahui berhasil menemukan teori crack yang digunakan untuk menghitung crack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang. Cara itu biasa digunakan untuk mengetes kualitas pesawat terbang. 

Presiden RI ketiga ini juga menciptakan pesawat terbang sendiri dengan jenis CN-235 dan N-250. Habibie juga dikenal pernah membantu proses produki pesawat Eropa berjenis A-300. 

2. Dr. Khoirul Anwar

Foto: itb.ac.id

Nama Dr. Khoirul Anwar erat kaitannya dengan pengembangan teknologi 4G LTE. Ia mengembangkan konsep dasar menggunakan dua Fast Fourier Transform (FFT) pada teknologi 4G LTE. 

Bahkan, ia menjadi yang menjadi yang pertama mengusulkan hal tersebut. Gagasannya  dipatenkan pada 2006 dan berhasil mendapatkan penghargaan. Baru pada 2007 atau sekitar 2008, muncul standar 4G LTE yang menggunakan konsep dua FTT dan pada 2010, teknik dua FTT menjadi standar internasional International Telecommunication Union (ITU). 

3. Dr. Yogi Ahmad Erlangga

Foto: itb.ac.id

Dr. Yogi Ahmad Erlangga disebut-sebut sebagai sosok ilmuwan yang berhasil menyelesaikan masalah matematika tersulit dalam penelitiannya. Ia melakukan penelitan matematika murni yang berkutat pada persamaan Helmholtz, yang biasanya digunakan untuk mendeteksi minyak bumi. 

Dalam penelitian yang didanai Shell dan SenterNovem ini, ia menafsirkan pengukuran akustik saat mengamati minyak di perut Bumi. Jadi, ia berhasil mengembangkan metode penghitungan untuk menyelesaikan persamaan Helmholtz secara lebih cepat. 

Hasil penelitiannya memungkinkan perusahan minyak menggunakan perhitungan tiga dimensi untuk memproyeksikan minyak dalam Bumi. Hasil penelitian yang diujikan pada 2005 ini tidak hanya bisa digunakan untuk pencarian minyak Bumi, tapi juga menjelaskan beragam jenis gelombang. 

4. Dr. Warsito Purwo Taruno

 

Dr. Warsito Purwo Taruno dikenal sebagai sosok yang memiiliki paten Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT). Teknologi yang dikembangkan ini menjadi ECVT empat dimensi pertama di dunia, yang digunakan untuk melakukan pemindaian pada dinding pesawat ulang alik. 

Teknologi ini pun disebut memiliki kemampuan lebih baik dari CT Scan dan MRI, karena pasien tidak perlu masuk ke dalam tabung seperti alat MRI yang dapat digunakan untuk melihat apa yang terjadi di dalam tubuh manusia, melainkan dapat dilakukan dari luar. Dari situ, ia juga mengembangkan alat yang disebut bisa mendeteksi sel kanker dalam tubuh. 

5. Dr. Eniya Listiani Dewi

Dr. Eniya Listiani Dewi merupakan salah satu peneliti senior di Pusat Teknologi Material, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Pemegang gelar Doctor of Enginering dari Universitas Waseda ini berhasil melakukan rekayasa sel bahan bakar (fuel cell) yang ramah lingkungan untuk menghasilkan listrik dari gas hidrogen. 

Fuel cell yang dikembangkan oleh Eniya disebut bisa mendapatkan momentum dengan adanya wacana pemanfaatan mobil listrik. Teknologi ini disebut dapat menjadi pondasi energi baru yang mempengaruhi ekonomi, karena selama ini minyak masih menjadi poros, tapi ke depannya, dibutuhkan energi yang memiliki kapasitas cukup dan stabil. 

Prinsip fuel cell sebenarnya mirip dengan baterai. Jadi, teknologi ini mengubah gas atau metanol menjadi listrik, tapi pengembangan yang dilakukan Eniya membuat kerapatan penyimpanan energinya menjadi lebih besar. (E04)