Mengubah kebiasaan makan yang mengurangi konsumsi daging mungkin bukan hal mudah buat sebagian orang. Kita perlu melakukan berbagai penyesuaian hingga benar-benar terbiasa dengan pola makan yang baru.
Sebenarnya, mengapa kini orang-orang mulai tertarik mengurangi konsumsi daging? Ada banyak alasan orang beralih ke protein nabati. Mengurangi konsumsi daging, selain lebih sehat untuk tubuh, juga berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan.
“Memang gak mungkin orang di seluruh dunia menjadi vegan. Tapi orang-orang yang mulai mengurangi makan daging ini besar sekali jumlahnya. Delapan tahun lalu, kesadaran seperti ini gak ada. Dan menurut aku ini adalah sebuah progres besar,” kata Max Mandias, Co-founder dan Executive Chef dari restoran sehat dan organik Burgreens, dalam obrolan dengan CAST Foundation yang bertema “Re:model Our Food Habits“.
Max menyebutkan, mengubah pola makan menjadi lebih ramah lingkungan tidak saklek seseorang harus menjadi vegan. Berusaha mengurangi konsumsi daging saja, menurutnya sudah merupakan langkah awal yang bagus.
“Bukan berarti harus vegan—kalau lo nggak vegan, lo musuh gue. Gak gitu. Pola makan nabati itu intinya semua orang akhirnya mengurangi protein hewani. Itu sesuatu yang harus kita apresiasi. Orang sekarang kan ada vegan, vegetarian, pescetarian, flexitarian, planetarian. Semuanya bagus, semua mengarah ke tujuan yang sama hanya beda label,” jelasnya.
Max memberikan tips bagi orang-orang yang baru memulai mengurangi konsumsi daging dan agar kebiasaan makan mereka lebih ramah lingkungan:
Hal pertama yang perlu diingat menurutnya adalah tidak harus sempurna dengan berusaha tidak makan daging sama sekali. Max mengingatkan bahwa pola makan ramah lingkungan pada intinya adalah memperbanyak sumber nabati.
“Jangan mengejar kesempurnaan. Misal, dalam satu minggu ada tiga hari dia makan daging, empat hari lainnya dia plant-based. Banyak sekali protein nabati bisa dieksplorasi—apakah tempe, tahu, atau misalnya beras dicampur kacang-kacangan. Itu sudah langkah yang bagus,” saran Max.
Kebanyakan dari kita tidak menyadari bahwa jarak tempuh untuk mengantar makanan dari satu tempat ke konsumen sangat berdampak pada jejak karbon yang dihasilkan dan berdampak pada lingkungan.
Semakin jauh jarak antar makanan, semakin besar juga jejak karbon kita. Maka dengan mengonsumsi makanan lokal, akan semakin efisien kita dalam mengurangi jarak tempuh transportasi.
“Usahakan konsumsi bahan lokal sebanyak mungkin, tapi gak berarti anti-impor juga. Ada dinamika yang bisa membuat kita sehat kalau dikelola dengan baik,” kata Max.
Memasak di rumah akan memudahkan kita memenuhi kebutuhan asupan nabati, karena bisa leluasa mengatur sendiri makanan yang ingin kita makan.
“Pola makan nabati akan jauh lebih mudah kalau kita memasak di rumah. Ketika kita keluar rumah, pilihan nabatinya terbatas. Misalnya, cuma tempe tahu. Lebih gampang cari nasi atau sayur kan. Nah, untuk nabatinya bisa kita masak di rumah,” sebut Max.
Dia mengingatkan, mengubah pola makan menjadi lebih sehat sebaiknya tidak dilakukan tergesa-gesa, melainkan secara bertahap dengan memperbanyak plant-based food, sambil sedikit demi sedikit menikmati proses mengurangi konsumsi daging. (E03)